Imbas Corona, Bisnis Balai Lelang Kendaraan Merosot hingga 25 Persen
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah COVID-19 mulai berimbas buruk pada sektor bisnis lelang kendaraan, yang mengalami penurunan omzet hingga 25 persen.
ADVERTISEMENT
Demikian seperti dikatakan, President Director PT Balai Lelang Serasi (Ibid), Daddy Doxa kepada kumparan, Rabu (15/4).
"Sudah pasti. Sumber unit kan salah satunya dari multifinance. Dan sekarang ada kebijakan DP 30-50 persen dan memberikan kelonggaran cicilan sampai 1 tahun. Sedangkan buyer kita dari showroom kendaraan bekas, kalau di sana saja enggak ada yang beli (karen cicilan berat) ya mereka enggak belanja ke kita," katanya.
Doxa mengatakan penurunan itu sudah mulai dirasakan sejak Maret lalu, dan paling berimbas besar pada bulan ini. Meskipun penurunan ini tak sebesar bila dibandingkan 2 atau 3 tahun lalu.
"Ya seperti itu kondisinya, kami juga harus menyesuaikan dengan aturan yang ada dari pemerintah, mau enggak mau kami harus telan ya. Semua dunia usaha pasti juga mengalami yang sama," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum pandemi mengoyak dunia bisnis lelang kendaraan, setiap bulannya mampu menjual 2.500-3.000 unit. Berdasarkan catatan Doxa, pada Maret lalu hanya terjual 1900 unit saja.
Beruntungnya, kata Doxa balai lelangnya sudah menerapkan sistem transaksi digital sejak tahun lalu. Jadi, siapa saja yang ingin membeli kendaraan lelang tak lagi perlu datang ke lokasi bisa dengan mudah dari layar gawai. Setidaknya bisa mengamankan pemasukan meski tak sebesar kondisi normal.
"Jadwal lelang masih normal, untuk Jakarta setiap Rabu dan Sabtu dan daerah seminggu sekali. Sejak 3 minggu lalu kita langsung switch ke online dan yang lelang offline kami ditiadakan sementara," pungkasnya.
Meski begitu, untuk konsumen atau buyer yang memang harus melihat kondisi kendaraan di lokasi dirinya mengatakan perlu melewati prosedur pengecekan dan mengikuti aturan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
"Offline itu secara garis besar kami hilangkan, showing kendaraannya enggak ada dan yang angkat tangan juga enggak ada lagi. Mereka hanya diperkenankan datang untuk mengecek kondisi dan itu tidak lama. Jadi kita enggak ngumpulin mereka lagi, 5 orang sekali masuk dan itu jaraknya kita bikin jauh," paparnya.