Ingat, Keseringan Ngebut atau Pelan Pengaruhi Umur Pakai Busi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bisa berbeda-beda tergantung anjuran pabrikan kendaraan dan produsen busi. Namun rata-rata 8 ribu km untuk motor dan 10 sampai 20 ribu km buat mobil.
Hanya saja tanpa disadari, gaya mengemudi ternyata berpengaruh terhadap usia pakai busi. Salah-salah belum waktunya ganti, busi harus 'pensiun dini'.
Technical Support PT NGK Busi Indonesia, Diko Oktaviano mengungkapkan, kebiasaan memacu kendaraan terlalu pelan atau terlalu cepat malah mempercepat usia busi.
Pertama pada saat motor selalu dijalankan pelan. Kondisi ini otomatis membuat mesin tidak mencapai suhu ideal ketika bekerja.
"Maka yang terjadi adalah kondisi fouling, timbul kerak," buka Diko saat berbincang dengan kumparan, akhir pekan lalu.
"Kerak karbon terjadi saat temperatur ruang bakar itu tidak ideal, jadi busi enggak bisa bakar campuran udara sama bahan bakar secara sempurna," jelasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Kemudian terlalu sering menggeber motor sehingga lajunya selalu kencang juga memperparah kondisi busi. Ini karena kerja busi melebihi batas. "Tanpa sadar si busi dipaksa mengalami overheat," katanya.
Ciri-ciri busi yang mengalami overheat pada bagian elektrodanya seperti terlihat lelehan. Sementara pada bagian insulatornya berubah warna jadi merah bata, karena busi mencapai suhu yang sangat tinggi.
Apabila dibiarkan, busi bisa meleleh dan mengakibatkan mesin jebol.
Oleh karena itu guna meminimalisir hal tadi dan menjaga umur pakai busi, ubah gaya berkendara. Minimal sesuaikan kondisi kapan harus berjalan pelan dan cepat.
Sebab saat motor dijalankan normal dan suhunya selalu ideal, busi bisa membersihkan dirinya dari kerak, atau disebut self cleaning.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.