Investasi BYD Tambah Total Kapasitas Produksi Mobil Listrik di Indonesia

8 Mei 2025 7:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko IPK M. Rachmat Kaimuddin memberikan keynote speech pada kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SCBD Park, Jakarta, Selasa (6/5/2025). Foto: Syawal Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko IPK M. Rachmat Kaimuddin memberikan keynote speech pada kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SCBD Park, Jakarta, Selasa (6/5/2025). Foto: Syawal Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Koordinator Infrastruktur Dasar Kemeneterian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan, sejauh ini realisasi investasi pabrikan mobil listrik mencapai Rp 4,1 triliun dengan kapasitas produksi 70 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Penanaman modal tersebut berasal dari sejumlah pabrikan yang sudah memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri yakni Hyundai, Wuling, Chery, Mitsubishi, Sokonindo hingga Neta.
Kemudian ditambah beberapa fasilitas produksi mobil listrik yang saat ini dalam tahap pembangunan seperti VinFast, BYD, Geely, Citroen, hingga Volkswagen yang akan mengoptimalisasi pabrik National Assemblers dengan total investasi Rp 15,1 trilun dan total kapasitas produksi 280 ribu unit per tahun.
"Jadi kalau digabung bisa sekitar 350 ribu unit dan besar investasinya sekitar Rp 15 triliun. Jadi harapan kita di akhir tahun atau awal tahun depan investasi yang masuk dan kapasitas produksi kita akan menjadi naik," katanya di kumparan New Energy Vehicle Summit 2025, di Jakarta, Selasa (6/5).
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko IPK M. Rachmat Kaimuddin memberikan keynote speech pada kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SCBD Park, Jakarta, Selasa (6/5/2025). Foto: Syawal Darisman/kumparan
Bila dirinci lagi BYD pada tahap ini masih fokus merampungkan pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun. Investasinya senilai Rp 11,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Masuk lagi komitmen Geely, yang berinvestasi sebesar Rp 43,8 miliar dan menargetkan kapasitas produksi mencapai 20 ribu unit per tahun. Diketahui Geely akan memanfaatkan fasilitas milik Handal Indonesia Motor.
Dilanjut investasi VinFast yang saat ini juga membangun pabrik senilai Rp 4 triliun di Subang seluas 120 hektare, dengan kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun.
Peserta menjajal mobil listrik BYD Sealion 7 saat menghadiri kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SCBD Park, Jakarta, Selasa (6/5/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selanjutnya gabungan merek di bawah naungan Indomobil yakni Maxus melalui investasi Rp 468 miliar dengan kapasitas 6 ribu unit per tahun, lalu Citroen Rp 381 miliar dengan kapasitas 6 ribu unit per tahun, hingga AION sebanyak 50 ribu unit per tahun.
Ketiganya memanfaatkan fasilitas National Assemblers di Purwakarta, Jawa Barat, dengan tujuan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 40 persen.
ADVERTISEMENT
Semua pabrikan tersebut memanfaatkan program insentif impor mobil listrik secara CBU (Completely Built Up) dan CKD (Completely Knock Down).
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko IPK M. Rachmat Kaimuddin memberikan keynote speech pada kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SCBD Park, Jakarta, Selasa (6/5/2025). Foto: Syawal Darisman/kumparan
Sesuai Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1 Tahun 2024, investasi tersebut direalisasi melalui surat komitmen yang isinya memproduksi mobil listrik di Indonesia, setidaknya dengan jumlah dan spesifikasi teknis minimal sama dengan impor yang direalisasikan.
Tenggat waktu mengenai produksi mobil listrik tersebut yakni siap berproduksi komersial paling lambat tanggal 1 Januari 2026, diproduksi paling lambat 31 Desember 2027, dan harus memenuhi target minimum capaian TKDN.
"Tapi mereka harus memberikan bank guarantee sebesar itu. Jika mereka tidak berproduksi, bank guarantee-nya nanti kita ambil. Jadi mereka harus mengembalikan insentif yang diberikan jika mereka tidak memenuhi komitmen," pungkasnya.
ADVERTISEMENT