Jadi Pemotor Jangan Gampang Panas dan Merasa Paling Benar

1 Oktober 2021 6:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengendara motor membawa tangga saat terjebak macet di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengendara motor membawa tangga saat terjebak macet di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Berkendara di jalan raya harus bisa mengontrol emosi. Berbagai kondisi, seperti cuaca yang terik hingga lalu lintas yang padat kadang membuat gaya berkendara jadi tak sabaran.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi jika dipertemukan dengan pengendara yang abai dengan sekelilingnya, alias berkendara dengan seenaknya. Mau kecepatan tinggi ataupun rendah, jalanan berasa miliknya sendiri.
Tentunya hal-hal seperti itu akan memicu emosi sehingga berakhir bawaan ingin marah-marah ke pengendara tersebut. Lantaran, hal seperti ini jelas tidak baik untuk keselamatan diri sendiri.
Pemotor lewat gang sempit Foto: Fanny Kusumawardhani
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, melihat situasi di jalan ada beberapa hal yang bisa membuat emosi sehingga memicu pikiran negatif itu sudah tidak baik untuk keselamatan.
“Kondisi-kondisi itu belum termasuk menegur itu sudah nggak benar, itu akan memicu mood anda, memicu konsentrasi anda sehingga ini akan membuat logika, persepsi dan empati turun,” ujarnya pada acara FORWOT Safety Riding belum lama ini.
ADVERTISEMENT

Picu konflik

Jusri melanjutkan, orang yang sudah emosi di jalan cenderung mengambil keputusan yang salah atau impulsif berkat emosi yang sudah meluap. Sehingga hal-hal yang bisa membahayakan keselamatan pun dapat terjadi.
Petugas gabungan menegur pengendara motor yang tidak memakai masker di pos penyekatan mudik Sumber Artha, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (14/5). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Pengendara juga disarankan untuk tidak menegur meskipun sedang merasa di posisi yang benar, karena hal tersebut justru akan memicu konflik yang tak diinginkan dengan pengendara lain di tengah jalan.
“Jangan terbawa emosi, lebih-lebih menegur, secara hukum itu bukan domain Anda, kalau menegur sudah pasti terjadi konflik,” pungkas Jusri.

Kontrol emosi

Tentunya mengontrol emosi bukanlah hal yang mudah, terutama ketika berada di tengah jalan yang panas. Namun, hal ini wajib dilakukan demi kebaikan sendiri ketika berkendara. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana caranya.
Pengendara motor melintas di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (14/5). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Jusri menjelaskan, untuk mengontrol emosi ketika berkendara, sang pengendara harus meningkatkan kemampuan kognitifnya, perdalam pengetahuan tentang aktivitas di jalan raya dengan peluang bahaya dan resikonya. Sehingga kalau pengendara tahu konsekuensinya akan membuat menjadi lebih berhati-hati.
ADVERTISEMENT
“Sayangnya, proses ini di Indonesia didapati seiring dengan umur, semakin dia tua semakin dia dewasa dan mulai bijak, padahal dia sudah memiliki referensi-referensi bijak tadi karena umurnya, tapi harusnya kita tidak perlu tunggu tua kita baru bijak tapi dari sekarang. Artinya, kemampuan kognitif dari aktivitas ini harus kita tingkatkan,” tutup Jusri.