Jangan Abai, Malas Ganti Oli Bisa Bikin Mesin Motor Jebol

4 Januari 2021 18:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oli Motor Pertamina Lubricants Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Oli Motor Pertamina Lubricants Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski mudah dan cepat, masih banyak pengguna sepeda motor yang abai akan pentingnya penggantian oli mesin secara rutin. Tak jarang penggantian oli mesin, baru dilakukan ketika pemilik merasa tunggangannya sudah tak lagi nyaman.
ADVERTISEMENT
Padahal, ritual mengganti oli sangat dianjurkan sesuai rekomendasi pabrikan yang tertera pada buku panduan kendaraan masing-masing. Nah, kira-kira apa dampak terburuk dari malas mengganti oli mesin pada sepeda motor?
Ilustrasi menuangkan oli baru pada sepeda motor matik. Foto: Bangkit Jaya Puta/kumparan
Technical Specialist Pertamina Lubricant, Brahma Putra Mahayana mengatakan, durasi penggantian oli paling mujarab adalah menyesuaikan dengan anjuran pabrikan motor. Biasanya ada 2 parameter yang digunakan, total jarak tempuh dan juga waktu.
“Pemilik motor harus membiasakan membaca buku panduan. Biasanya di situ sudah disebutkan kapan waktu paling tepat mengganti oli. Karena pembuat mesin tentunya sudah meriset dan mengkonversi jam kerja mesin motor ke rata-rata jarak tempuh kendaraan,” kata Brahma saat dihubungi kumparan, belum lama ini.
Komponen motor motor lawas Foto: Dok. Bangkit Jaya Putra
Nah, ketika pemilik sepeda motor mengabaikan hal tersebut atau bahkan mengganti oli mesin sepeda motor jauh melebihi waktu yang seharusnya, hal yang paling fatal bisa terjadi adalah rusaknya komponen mesin.
ADVERTISEMENT
“Seiring dengan waktu penggunaan, biasanya kualitas oli akan menurun dan akan berpengaruh pada pelumasan dalam mesin. Jika mesin tidak terlumasi dengan baik, pasti komponen mesin akan aus dan bisa berujung kerusakan,” kata dia.
Brahma menjelaskan, oli yang yang tak diganti, secara performa akan menurun karena proses oksidasi, panas dan gesekan mesin, serta kontaminasi baik internal maupun external. Ketika oli yang sudah rusak dipaksakan bekerja, maka kemampuannya untuk melumasi, mengendalikan gesekan, dan menyalurkan panas akan menurun juga.

Motor jarang digunakan wajib ganti oli juga

Ilustrasi lampu rem belakang motor saat parkir. Foto: istimewa
Pertanyaan lain yang sering muncul apakah perlu mengganti oli ketika motor jarang dipakai? Ya, secara hitung-hitungan total jarak tempuh tidak terlewati untuk mengganti oli.
Brahma mengatakan, untuk kasus ini pemilik kendaraan disarankan tetap mengganti oli mesin. Musababnya oli yang mengendap (di karter) juga akan mengalami penurunan kualitas akibat proses oksidasi alami yang dipercepat oleh 2 hal; kondensasi uap air dari udara di dalam mesin serta adanya partikel keausan logam di dalam mesin.
Ilustrasi ganti oli motor. Foto: Shutterstock
Ketika kondensasi terjadi, oli mesin secara alamiah akan bercampur dengan uap yang mengembun menjadi air. Jika hal ini berlangsung lama dan kandungan air di dalam pelumas melebihi batas yang diizinkan, maka kualitas pelumas akan turun dan secara otomatis oli tersebut sudah tak layak digunakan untuk mesin.
ADVERTISEMENT
“Kondisi lingkungan yang berubah-ubah (panas – dingin) dan udara yang lembab dapat menyebabkan uap air masuk ke dalam mesin meskipun kendaraan itu tidak dipakai,” katanya.
Hal lain yang mempercepat oksidasi adalah adanya partikel logam (Fe, Cu, Pb, dll) oli yang berasal dari keausan komponen mesin, di mana partikel logam tersebut memiliki sifat katalis, yang nanti nya akan menurunkan kualitas oli meskipun motor jarang dipakai

Pilihan oli paling ideal untuk motor

Oli motor Pertamina Lubricants. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Di pasaran banyak jenis oli yang dijual, tapi paling lumrah berbahan dasar mineral dan sintetik. Nah, dari kedua pilihan itu, oli sintetik disebut lebih bagus untuk mesin motor.
“Oli sintetik itu dinilai lebih baik karena memiliki ketahanan oksidasi lebih tinggi daripada oli mineral. Jadi, kemungkinan oli rusak karena oksidasi lebih rendah dibanding oli mineral,” kata Brahma.
ADVERTISEMENT
Karena oli sintetik lebih tahan teroksidasi, lanjut Brahma, maka dari itu, biasanya umur pakai oli sintetik lebih panjang ketimbang oli mineral.
Oli motor Pertamina Lubricants. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Hanya saja menyoal harga oli sintetik memang dibanderol lebih mahal dari oli mineral. Namun, mengingat durabilitasnya yang lebih tangguh tak ada salahnya untuk membeli oli tipe sintetik. Perlu diingat juga bahwa belum tentu semua mesin sesuai dengan pelumas sintetik. Oleh sebab itu konsumen harus melihat dulu kecocokan oli dengan kendaraannya.
Oke readers kumparan, jadi sudah tahu kan dampak malas ganti oli mesin pada sepeda motor. Nah, biar tak salah, selalu ikuti anjuran penggantian oli sesuai rekomendasi pabrikan.
Dan yang tak kalah penting, untuk motor yang lebih sering terparkir di garasi jangan lupa pula untuk mengecek dan mengganti oli secara berkala.
ADVERTISEMENT