Jangan Diulang, Inilah 5 Kesalahan Pengemudi Mobil Manual

2 September 2022 12:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kaki istirahat pada pedal kopling mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaki istirahat pada pedal kopling mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengemudi mobil manual harus tahu teknik berkendara kendaraan tiga pedal yang tepat. Jangan sampai melakukan kesalahan yang membuat gaya mengemudi kasar.
ADVERTISEMENT
Kunci mengendarai jenis mobil ini adalah harmonisasi pedal kopling dan gas. Bagi yang sudah mahir, tinggal lakukan kebiasaan berkendara yang tepat. Sebaliknya untuk pemula, coba pelajari hal berikut supaya operasional mobil makin halus dan menghindari kesalahan saat berkendara.

1. Mengangkat Kopling Terlalu Cepat

Kesalahan pertama menurut Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, adalah proses melepas kopling yang terlalu cepat.
"Proses rilis kopling dengan gas itu kadang-kadang tidak proper atau tidak tepat. Perpindahan kopling terlambat atau terlalu cepat. Umumnya terlalu cepat (melepas koplingnya). Sehingga, mobil akan langsung berhenti," katanya saat dihubungi kumparanOTO.
Dirinya mengatakan, supaya proses akselerasi halus, melepas kopling dilakukan secara lembut sambil mengatur tekanan pedal gas. Ketika sudah berjalan perlahan, akhiri melepas kopling pelan-pelan dan tambah gasnya.
Ilustrasi kaki kiri pada pedal kopling mobil manual Foto: dok. Shutter Stock

2. Proses Start yang Kasar

Jusri juga menambahkan kalau pengemudi pemula yang baru pertama kali membawa mobil manual sering kali punya proses start yang kasar. Ini berkaitan dengan poin pertama.
ADVERTISEMENT
Supaya mesin tidak mati saat melepas kopling secara cepat, maka gas akan ditambah. Namun cara ini tidak direkomendasikan sebab akan mengakibatkan hentakan. Penumpang tentu tidak akan merasakan kenyamanan. Bila ini terulang bukan tidak mungkin menyebabkan mual.

3. Perpindahan Gigi Tidak Sesuai Putaran Mesin

Jusri ini juga menjelaskan bahwa pengemudi kadang memindahkan persneling tidak sesuai waktunya. Maksudnya tidak menyesuaikan putaran mesin. Masih rendah tapi sudah ganti gigi.
"Belum optimal putaran mesin, dia ngoper. Jadi yang ada mobil sering ngelitik karena rpm-nya terlalu rendah atau overcurrent kalau rpm-nya terlalu tinggi," katanya.
Ilustrasi oper gigi mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Menurutnya, cara Ini akan berdampak pada konsumsi bahan bakar yang boros. Bila terlalu cepat oper gigi, maka kerja mesin akan berat mencapai kecepatan yang diinginkan. Pun saat terlalu lama atau sampai rpm tinggi, maka bahan bakar juga akan terbuang percuma.
ADVERTISEMENT
"Itu kalau ngopernya di atas 3.000 rpm. Rata-rata mobil bensin enggak sampai 2.500 rpm kita harus ngoper," terangnya.

4. Menginjak Kopling Sedikit

Lanjut ujar Jusri, pengemudi mobil manual baru biasanya masih menginjak kopling sedikit ketika mobil berakselerasi. Ini merupakan salah satu kebiasaan buruk yang perlu dihindari.
"Kaki kiri tidak berpindah dari pedal. Sehingga kopling terinjak sedikit. Dampaknya, kampas kopling dapat tergerus. Usia pakai jadi lebih cepat," ungkapnya.
Kampas kopling yang habis dapat menyebabkan transmisi sulit dihubungkan dengan mesin. Ketika ini terjadi, maka selip kopling tak terhindarkan. Lama-lama proses distribusi tenaga jadi tidak bisa dilakukan.

5. Tidak Pindah Gigi Ketika Menanjak

Pengemudi mobil manual juga perlu memahami posisi gigi yang tepat di jalan menanjak. Jangan sampai bertahan pada posisi gigi yang itu-itu saja karena khawatir proses perpindahan gigi tidak berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Pemula harus memahami, dalam kondisi menanjak tidak bisa menggunakan satu gigi saja. "Kalau di tanjakan, gigi tinggi, kecepatannya pelan, nanti ya mati. Kalau putaran mesin sudah mendekati 2.000 rpm, sudah rendah, maka harus ganti gigi," pungkasnya.