Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Padahal perawatan yang dimaksud tergolong mudah dan ringan. Pemilik mobil hanya harus rutin mengecek tekanan anginnya.
Bukannya tanpa sebab, ban serep harus siap sedia manakala dibutuhkan sewaktu-waktu. Department Manager General Affair PT Bridgestone Tire Indonesia, Frankie Paduli pun mengamininya, dan menjelaskan ban serep harus diperiksa secara berkala dalam periode mingguan.
"Karena kan kita tidak pernah tahu ya saat di jalan ada musibah, entah bocor atau pecah, maka, tekanan anginnya wajib diperhatikan," buka Frankie saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/4).
"Umumnya ban yang diisi angin biasa harus dicek 2 sampai 3 minggu sekali, kalau pakai nitrogen bisa satu bulan atau lebih diceknya," tambah Frankie.
Masih dijelaskannya, pengurangan tekanan angin atau biasa disebut pemuaian biasa terjadi karena perubahan suhu. Secara umum dalam suhu normal perkotaan, ban serep bisa berkurang tekanannya 1 sampai 3 psi setiap bulan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ban cadangan harus diisi dengan tekanan yang lebih tinggi dari normalnya 28 sampai 33 psi, menjadi 40 psi.
Cara mengeceknya juga tidak harus selalu bertandang ke tukang tambal ban. Mudahnya dengan menggunakan pengukur tekanan atau tire pressure gauge portable yang mudah ditemukan di pasaran. Jadi hanya tinggal colok pada pentil ban, lalu akan terlihat angka tekanan anginnya.
Terakhir, jangan lupakan untuk menyertakan ban serep yang ukurannya full size atau sama dengan ban utama untuk dirotasi. Tujuannya satu, agar ban bisa aus secara merata.
ADVERTISEMENT
"Tiap kendaraan di pilar pintu sudah ada standar untuk tekanan angin, mudahnya perhatikan dari situ saja cukup," tuntas Frankie.