Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Imbas pandemi COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semakin dirasakan pebisnis helm motor impor. Meski ada penurunan, jumlahnya tidak begitu signifikan.
ADVERTISEMENT
"Saat ini menurun sekali ya, kisaran 50 persen. Ke depannya pun masih bisa menurun, ditambah PSBB Jakarta diperpanjang," ungkap Dimas Prayogo, penggawa Prime Gear, distributor resmi helm Arai di Indonesia saat dihubungi kumparan, Jumat (24/4).
"Sebelum corona, penjualan Arai SNI di Indonesia bisa mencapai 100 sampai 150 unit," tambahnya.
Artinya bila menyusut setengahnya, dalam sehari di tengah kondisi ini Prime Gears mampu meniagakan 50 hingga 70-an helm Arai.
Angka tersebut, kata Dima, kebanyakan pembelinya merupakan diler-diler aksesori maupun gerai penjual helm . Mereka tertarik menyetok helm Arai sebelum terkena kenaikan harga.
Maka jangan heran bila melihat harga helm Arai di media sosial atau e-commerce, harganya belum terdampak nilai tukar mata uang.
ADVERTISEMENT
"Kenaikannya belum bisa dipastikan, karena masih menunggu barang orderan kami masuk," imbuh Dimas.
Helm Arai yang notabene diimpor langsung dari Jepang, terkendala pengirimannya. Maklum di negeri sakura, ada pemberlakuan darurat nasional yang membatasi aktivitas produksi.
Termasuk perangkat aero kit terbaru berupa spoiler khusus helm Arai RX-7V Racing, yang sedang dipesan Dimas untuk diperjualbelikan di Tanah Air.
"Impor sebenarnya enggak ada kendala yang terlalu besar, hanya keterlambatan saja. Misal orderan yang seharusnya tiga bulan masuk, jadinya empat bulan," imbuhnya.
Saat ini beberapa model helm Arai masih tersedia di Prime Gears, termasuk aksesori berkendara besutan Komine dan Taichi. Penjualannya kini difokuskan secara online karena masa PSBB.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
ADVERTISEMENT
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.