Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada dua jenis oli yang umum ada di pasaran, sintetik dan mineral. Iya, meski keduanya sama-sama dari minyak bumi, tapi mereka punya karakter yang beda.
ADVERTISEMENT
Product Development Federal Lubricant, Egy Hilmi mengatakan, hal tersebut karena proses pengolahan dan penambahan bahan baku lain, khususnya pada oli sintetik.
"Pada oli sintetik ada perubahan fisik dan kimia untuk merubah karakteristiknya sesuai dengan kebutuhan. Biasanya direkomendasikan untuk motor-motor dengan teknologi baru," ujarnya kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Egy melanjutkan, struktur molekul sintetik juga punya sifat yang merata, dan akan lebih mudah menjangkau komponen yang masih presisi atau punya kerapatan tinggi.
"Namun memang oli sintetik biasanya punya banderol harga yang lebih mahal," tutur Egy.
Sementara itu, oli mineral punya struktur yang tak rata, dan berguna melapisi komponen dalam mesin yang sudah aus --lebih kental.
"Sebaliknya, oli mineral biasa dipakai untuk motor dengan kilometer yang sudah tinggi atau motor lama,” jelasnya ketika dihubungi kumparan (8/11).
ADVERTISEMENT
Aturan penggantian
Soal penggantiannya, utamanya bisa berpatokan pada buku manual, yang direkomendasikan pabrikan. Namun, karena kondisi jalanan yang kian padat dan macet, berimbas pada kinerja mesin yang semakin berat.
Oleh karenanya, ia menyarankan konsumen bisa menurunkan durasi penggantian oli .
“Penggantian oli yang umumnya dilakukan adalah 2 ribu kilometer atau 2-2,5 bulan. Walaupun oli sebenarnya masih aman menempuh jarak 3-4 ribu kilometer, dengan catatan kondisi mesin normal tak ada kondisi aus,” katanya.
Awas salah pilih
Nah, dari penjelasan kedua jenis oli tersebut, ia mengembalikan pilihan kepada konsumen. Sementara itu, jika ditanya mana yang lebih unggul, Egy menyebut harus disesuaikan dengan kondisi dan spesifikasi kendaraan masing-masing.
“Bagaimana agar tidak salah pilih? Yang paling tepat adalah melihat dan mencocokan dengan spesifikasi dari mesinnya sendiri,” tuntasnya.
ADVERTISEMENT