Kenali Penyebab Rem Cakram Motor Bisa Blong

29 Agustus 2019 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cakram rem pada motor Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cakram rem pada motor Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Penyematan rem cakram pada sepeda motor sudah sangat umum. Malah, pada beberapa model motor, penggunaannya tak hanya pada bagian depan, tapi juga di belakang.
ADVERTISEMENT
Namun, meski disebut lebih baik dari rem tromol, sistem rem cakram ternyata juga memiliki kelemahan dan bisa saja berpotensi blong. Senior Technical Advisor Yamaha, Slamet menyebutkan, kejadian seperti itu umumnya disebabkan oleh titik didih cairan rem yang melewati batas.
Psalnya cara kerja rem cakram, juga sangat bertumpu pada kualitas cairan rem, sebagai media pendorong piston di kaliper. Piston tersebut yang kemudian akan meneka brake pad untuk menjepit cakram, sehingga roda motor akan melambat. Jadi jika rem mendidih, maka kemampuannya jadi tak maksimal.
Tak hanya itu, Slamet mengingatkan, masih ada lagi beberapa faktor yang bisa membuat sistem rem cakram pada motor tak berfungsi maksimal. Berikut lebih jelasnya.
1. Spesifikasi cairan rem
Ilustrasi kurasi cairan rem Foto: dok. Istimewa
Seolah nyambung dengan pembahasan awal di atas, pemilik kendaraan perlu paham standar minyak rem yang dianjurkan oleh pabrikan, Jadi tiap minyak rem ada jenis tingkatan cairan DOT -mengacu pada Department of America-- yang berbeda.
ADVERTISEMENT
DOT sendiri adalah penanda terhadap titik didih cairan rem sendiri. Nah, umumnya di sepeda motor Tanah Air menggunakan DOT 4 yang memiliki titik didih hingga 230 derajat. Sehingga jangan sampai salah memilih minyak rem, apalagi yang jauh dari standar yang ditentukan.
“Kalau mengganti cairan rem dengan DOT di bawah standarnya, rem malah akan blong dan ngempos. Karena sudah pasti titik didihnya akan terlewati ketika kerja rem dalam posisi berat,” ungkapnya
2. Selang rem
Honda ADV 150 Foto: dok. Bangkit Jaya Putra /kumparan
Umumnya pabrikan sepeda motor sudah membuat jenis selang rem sesuai karakteristik motor, yang umumnya disesuaikan denga mesin dan tenaga yang dihasilkan. Nah Slamet menyarankan, buat biker yang sudah memodifikasi performa sepeda motornya, atau gaya berkendara yang agresif, sebaiknya turut mengganti selang rem aftermarket yang lebih berkualitas, dan tahan dalam kondisi apapun.
ADVERTISEMENT
“Kalu memang gaya berkendaranya agresif (suka highspeed, akselerasi dan rem mendadak) lebih baik segera ganti selang rem dengan tipe baja. Tetapi kalau cara berkendara tidak agresif memakai selang rem OEM (standar) saja sudah cukup,” lanjutnya.
3. Kampas rem
Ilustrasi kampas rem yang sudah tidak layak Foto: dok. Muhamad Ikbal/kumparan
Kampas rem yang sudah aus atau menipis, membuat daya cengkramnya untuk menjepit piringan cakram menjadi tak maksimal. Tentu ini membahayakan, karena ada potensi sistem rem menjadi terganggu, kinerjanya berkurang dan bisa menimbulkan kecelakaan.
Slamet mengingatkan buat para pemilik kendaraan khuusnya sepeda motor, untuk secara rutin memeriksakan kendaraannya termasuk rem. Tak dipungkiri , masih banyak pengendara sepeda motor yang abai, bahkan ada yang membiarkannya hingga pelat kampas rem benar-benar habis.
“Kalau yang satu ini sebenarnya bukan blong ya, tetapi daya cengkram kampas akan mengurang,” jelasnya.
ADVERTISEMENT