Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Berkali-kali dibandingkan dengan Wuling Almaz , Honda masih enggan sepakat kalau CR-V 1.5 turbo adalah produk yang setara. Entah masih memandangnya sebelah mata atau tidak, Honda bersikukuh tidak mau bersaing dengan Wuling.
ADVERTISEMENT
Melalui Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy mengemukakan, berdasarkan catatan internalnya, tidak ada konsumennya yang pindah lain hati ke jenama Tiongkok itu.
“Setiap kali kami tanya diler itu ada enggak sih yang bandingin dengan Wuling? Enggak ada sama sekali, trennya enggak pernah ada kustomer Honda membandingkan produk Wuling,” kata Jonfis saat ditemui di Sentul, Bogor, Rabu (20/3).
Padahal bila merujuk data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk segmen medium SUV, setelah resmi dijual, Wuling Almaz berhasil menorehkan catatan positif dan sukses salip angka distribusi Honda CR-V turbo pada bulan Februari 2019.
Angka distribusinya sebenarnya tidak begitu jauh, 586 berbanding 454 unit untuk Honda CR-V . Meskipun begitu Wuling Almaz berpotensi menyalip jauh karena punya fitur yang lebih lengkap dan harga yang lebih terjangkau. Pemesanannya pun diperkirakan lima berlian sudah mencapai seribuan unit.
ADVERTISEMENT
Mengenai hal ini Jonfis pun enggan menanggapinya serius. Menurutnya, mobil yang punya banderol terjangkau bukan jaminan bisa dengan mudah diterima pasar.
“Tergantung konsumennya, kami belum bisa prediksi apakah dengan harga murah saja konsumen mau beli, ini bukan pertama kali kan, mobil murah tidak menjamin, masih banyak hal lain yang konsumen perhatikan, mulai dari fitur, performa, aftersales, dan resale value,” imbuhnya.
Kemudian soal distribusinya yang lebih rendah, Jonfis mengungkapkan pabrikan harus menyesuaikan stok di diler. “Kalau wholesales itu harus diatur, kalau sembarangan ya babak belur,” tambahnya.
Menarik sebenarnya bila menyaksikan persaingan mobil-mobil medium SUV ini, yang satu dijual terjangkau, satunya lagi punya banderol yang cukup tinggi.
Apalagi dalam waktu dekat kompetisi makin sengit lewat kehadiran SUV baru lain yang digadang-gadang sebagai DFSK Glory 560 yang punya kapasitas mesin sama, ditambah induksi paksa berupa turbo yang juga mirip-mirip.
ADVERTISEMENT
“Beda karakteristiknya, kontinuitas juga sangat penting dalam penjualan, kalau satu merek bisa buat masyarakat repurchase lagi seperti Brio ke Brio atau Brio ke Jazz mestinya cukup stabil,” tutup Jonfis.