Kredit Mobil Bukan Cuma Soal Bayar Cicilan, Ini Dana yang Harus Dipersiapkan

14 Desember 2020 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penjualan mobil di diler. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penjualan mobil di diler. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Berniat punya mobil buat mobilitas pribadi, jangan cuma pikirkan biaya beli tunai saja atau pelunasan cicilan, ada instrumen lain yang perlu dipersiapkan.
ADVERTISEMENT
Financial Educator dan Periset Lifepal Aulia Akbar CFP, menyebut meski nilainya mengalami depresiasi dari tahun ke tahun, mobil merupakan sebuah aset.
Karena itu, kepemilikan sebuah mobil tentu menuntut seseorang untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik. Berikut tips perencanaan keuangan bagi pemilik mobil.

Dana darurat

Sebenarnya, seperti apa bentuk dana darurat untuk mobil? Nah gambarannya, semakin tua mobil, semakin sering pula pergantian suku cadang atau servis.
Mobil di diler Nissan Foto: dok. NMI
Ini memunculkan biaya tak terduga. Apalagi garansi diler sudah habis. Misalnya aki mobil yang habis masa pakainya, kampas kopling, rem, busi, oli, dan filter-filter.
Belum lagi, pemilik mobil rentan terkena risiko ban kempes di tengah perjalanan, atau karena musibah lain.
Nah baiknya alokasikan dana untuk kebutuhan ini. Tabung sekira 1 persen hingga 5 persen dari pemasukan per bulan. Simpan saja dana tersebut di tabungan agar tetap likuid.
ADVERTISEMENT

Besar cicilan mobil

Bagi yang memilih untuk membeli mobil dengan kredit, perhitungkan matang besaran cicilan mobil per bulan.
Cara mengukurnya tentu saja dengan mengetahui debt service ratio (DSR), yaitu total cicilan utang berbanding pemasukan bulanan. Tak hanya cicilan mobil, melainkan juga cicilan lain bila ada.
Ilustrasi pembelian mobil baru. Foto: dok. Auto
Bila besaran cicilan mobil dan utang lainnya masih di bawah 35 persen dari penghasilan, maka jumlah cicilan itu masih wajar. Tapi jika berlebih, tandanya sudah terlalu besar.
Itu artinya harus mengatur ulang pembayaran utang. Caranya bisa dengan melakukan perpanjangan tenor pinjaman, atau dengan melunasi utang lain di luar kredit mobil, yang berbunga besar.

Asuransi mobil

Kemudian mempertimbangkan asuransi mobil, sebagai salah satu yang bisa melindungi dari risiko keuangan. Terutama atas kerusakan atau hilangnya mobil.
ADVERTISEMENT
Umumnya ada dua pilihan, all risk atau komprehensif dan total loss only (TLO). Soal biaya perlindungan komprehensif umumnya lebih mahal dibanding TLO. Tinggal sesuaikan dengan keuangan saja.
"Khusus bagi yang membeli mobil secara kredit, pastinya akan diberikan asuransi mobil dari lembaga kredit atau multi finance. Tapi jangan lupa, Anda juga harus terlindungi dengan asuransi jiwa," tutur Aulia.
Ilustrasi Mobil Terendam Banjir Foto: Muhammad Ikbal/kumparan

Aset lancar

Nah terakhir hitung total aset lancar --tabungan, kas, dan setara kas. Idealnya sebesar 15 persen hingga 20 persen dari kekayaan bersih yang didapat dari total aset dikurangi total utang.
Semakin tinggi kekayaan bersih, maka makin tinggi pula persentase aset lancar (tabungan, kas, dan setara kas) yang harus dimiliki.
Wajar saja, mobil tentunya butuh biaya operasional seperti biaya bahan bakar, biaya kebersihan, biaya jasa servis ringan, servis berat dan pajak.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, seseorang yang memiliki mobil harus memiliki kas yang cukup, bukan hanya untuk keperluan yang sifatnya darurat melainkan juga untuk operasional.