Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mazda CX-60 Bakal Punya Opsi Plug-in Hybrid di Indonesia
25 Oktober 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Managing Director PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio berbicara peluang hadirnya Mazda CX-60 Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV di Tanah Air. Saat ini, SUV tersebut baru tersedia pilihan teknologi mild hybrid.
ADVERTISEMENT
“Untuk elektrifikasi pilihan kita lengkap ada hybrid, PHEV, dan EV,” buka Ricky saat sela media test drive Mazda CX-60 di Semarang, Jawa Tengah belum lama ini.
Mazda CX-60 memang memiliki opsi PHEV, menemani varian dengan teknologi mild-hybrid seperti di Indonesia. Wujudnya pun serupa, perbedaan ada pada konfigurasi mesin dan teknologi yang disematkan.
Versi PHEV mengemas mesin dengan kubikasi lebih kecil yakni 2.500 cc bertenaga 189 dk dan torsi 261 Nm, serta dipadukan motor listrik dengan kekuatan 134 dk dan torsi sebesar 250 Nm. Akumulasinya, bila keduanya digabungkan bisa menghasilkan tenaga 323 dk dan torsi 500 Nm.
Klaimnya, akselerasi dari nol ke 100 km/jam mampu dicapai dalam waktu 5,8 detik. Bila digabungkan dengan motor listriknya, kecepatan maksimal yang bisa dicapai adalah 200 km/jam.
ADVERTISEMENT
Sumber daya listrik berasal dari baterai lithium ion tambahan berkapasitas 17,8 kWh, CX-60 PHEV juga dapat berjalan selayaknya mobil listrik murni sejauh 63 kilometer, apabila daya listrik pada baterainya terisi cukup atau penuh.
Ricky memastikan kehadiran CX-60 PHEV di Indonesia dalam waktu dekat. Namun, ia masih enggan membeberkan detail waktu kemunculan resminya. Sebab, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memboyong SUV itu ke dalam negeri.
“Ditunggu saja, ya. Kita menunggu prinsipal seperti produksi di Jepang seperti apa, siapa yang dapat dulu. Kalau ditanya ke Mazda Corporation tunggu dulu, suplai baterainya ada engga, chip semikonduktor ada atau engga, dan sebagainya,” imbuhnya.
“Jadi enggak bisa EMI maunya Februari misalnya sudah ada barangnya (PHEV/EV), dilihat dari pusat seperti kesiapannya. Setelah diamati atau kalkulasi kira-kira bisanya baru Agustus, misalnya,” jelas Ricky.
ADVERTISEMENT
***