Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Membongkar Toyota C-HR: Harga hingga Platform TNGA
3 Mei 2018 17:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Sebelum debut 10 April 2018 lalu, PT Toyota-Astra Motor (TAM) sudah melakukan survei yang cukup panjang terkait Toyota C-HR .
ADVERTISEMENT
Pertama, kita tarik di tahun 2016. Di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), model konsepnya dihadirkan. Dan setahun setelahnya, giliran versi produksi yang seliweran di panggung utama booth Toyota. Kala itu model yang muncul adalah versi hybrid.
Hingga akhirnya, all new Toyota C-HR pun dibuka selubungnya di Indonesia lewat sebuah pesta yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta. Mobil itu hadir dalam dua pilihan warna; single tone dan tone. Sementara publik pun diminta bersabar karena model hybrid-nya absen.
Apa itu TNGA?
Toyota C-HR menjadi model TNGA (The New Global Architecture) pertama yang dipasarkan di Indonesia. Sementara secara global, ini adalah model kedua yang menggunakan platform baru itu setelah Prius generasi keempat.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang menjadi kunci mengapa harga Toyota C-HR punya banderol yang tinggi. Mengingat dia menggunakan teknologi baru dan diposisikan sebagai model global.
Gandhi Ahimsaputra, Head Of Product Knowledge PT TAM menjelaskan, TNGA bahasa mudahnya adalah perubahan pada Toyota pola pengembangan dan produksi untuk mengejar efisiensi.
"Dengan menggunakan satu platform ke banyak produk tentu akan membuat ongkos pengembangan lebih kecil," kata Gandhi kepada kumparanOTO saat ditemui di Jimbaran Restaurant, Jakarta Utara.
Selain itu, ada dua aspek lagi yang dikejar jenama Jepang dalam menerapkan platform TNGA, yakni mobil yang lebih asyik dikendarai dan bisa menciptakan powertrain (mesin dan transmisi) yang berorientasi pada efisiensi BBM serta rendah emisi.
"Pada pengalaman berkendara penggunakan plaftorm ini memberikan pengalaman handling yang lebih responsif dan desain yang atraktif. Kemudian, dari sisi struktur bodi dibuat lebih rigid 30-65 persen dan bisa diaplikasikan untuk mobil penggerak depan, belakang, dan semua roda," jelas Gandhi.
ADVERTISEMENT
Sehingga, penggunaan TNGA ini sendiri diharapkan bisa memenuhi 5 obyektif; keasyikan berkendara, nyaman, fleksibel dalam hal akomodasi, desain mobil yang menarik, dan keamanan serta keselamatan.
Catatan First drive Toyota C-HR
Dalam memasarkan Toyota C-HR, tentu karakteristik konsumennya jauh berbeda dan menyasar kalangan atas. Selain dari sisi ekonomi yang lebih mapan, pengetahuan mereka soal mobil dan teknologinya pun lebih kaya.
Kata kunci Toyota dalam memasarkan mobil ini adalah emosional. Sehingga perspektif harga dianggap kurang pas untuk menilai mobil ini. Desain dan teknologi yang ada di tubuh C-HR ini dirasa pantas sebagai sebuah formulasi bernama “Sensual Speed Cross”, yang harus ditebus dengan harga Rp 488,5 juta (single tone) dan Rp 490 juta (two tone).
ADVERTISEMENT
Lalu, seperti apa sensasi berkendaranya?
kumparanOTO pun tak mau melewatkan kesempatan menjajal langsung Toyota C-HR di arena Ancol, Jakarta Utara.
Desain yang atraktif dan banyak lekukan tajam bukan hanya memberikan tampilan berbeda sebuah crossover tapi juga berdampak pada sektor aerodinamika yang lebih baik. Bukan cuma itu, bagian kolong mobilnya pun ikut diperhatikan dan ditutup cover plastik. Tujuannya sama, agar aerodinamika baik.
Compact High Rider (C-HR), memang lebih pas disebut sebagai crossover. Karena begitu duduk, posisinya tidak menunjukkan karakternya sebagai sebuah SUV. Jok kursi penumpang bisa dibilang sangat nyaman. Ada support juga untuk menopang punggung. Begitu pintu ditutup, kabin terasa kedap.
Mobil yang harganya nyaris setengah miliar rupiah ini pun mengombinasikan tatanan dashboard yang futuristik. Beberapa aksen diaplikasikan untuk mengejar aspek emosional dari mobil.
ADVERTISEMENT
Tanpa berpanjang lebar, begitu posisi sudah diatur, gas pun diinjak. Ketika berbelok, setir terasa sangat ringan dan cukup nyaman.
"Steering system-nya menggunakan elektronik power steering, yang membuatnya enteng ketika parkir. Tapi ketika kecepatan 50-60 km/jam akan lebih berat untuk memberikan natural feedback saat mau bermanuver pada kecepatan tinggi," jelas Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi.
Kebetulan, jalan yang digunakan untuk arena first ride ini tak semuanya mulus. Ada beberapa area yang berlubang dan jadi momen untuk menguji kenyamanan Toyota C-HR.
Konfigurasi suspensi depan MacPherson strut dengan diameter shock absorber yang lebih besar berpadu dengan double wishbone di belakang dengan ubahan pada ball bushing yang lebih besar pada lower arm nomor 2 pun ikut berkontribusi dalam menciptakan kenyamanan.
Begitu lepas dari jalan bergelombang dan melewati jalan lurus. Gas pun diinjak dalam. Ketika berakselerasi, terasa ada sedikit hentakan perpindahan gigi. Menurut Didi, ini tak lepas dari penggunaan CVT 7-percepatan dengan sistem elektronik dan hidrolik.
ADVERTISEMENT
"Seperti ada hentakan itu memberikan pengalaman fun to drive-nya," kata dia.
Toyota C-HR sendiri mengandalkan seri 2ZR-FBE berkapasitas 1,8 liter yang didukung teknologi Dual VVT-i (Variabe Valve Timing intelligent). Menariknya, mesin ini, kata Didi sudah mendukung bahan bakar campuran etanol 85 persen.
"Menurut saya karena C-HR dikembangkan di Thailand yang pangsa pasarnya sudah pakai etanol, makannya dibuat seperti itu secara global," katanya.
Fitur keselamatan
Toyota C-HR bisa dibilang cukup lengkap, dia punya 7 SRS Airbags (D+P+S+CSA+D-Knee), Anti-Lock Braking System (ABS), Electronic Brake-force Distribution (EBD), Braking Assist (BA), Vehicle Stability Control (VSC), Hill Assist Control (HAC), Traction Control, dan Auto-Brake-Hold.
Selain fitur keselamatan pasif, dia juga punya fitur keselamatan aktif bernama Rear Cross Traffic Alert (RCTA). Fitur ini sangat membantu untuk memberikan informasi terkait kondisi lingkungan sekitar. Di mana, akan ada bunyi atau kedip lampu di spion apabila area samping ada kendaraan lain. Ini sangat membantu ketika ketika berpindah lajur secara aman. Selain itu ada juga Blind Spot Monitor.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Toyota C-HR memang punya pasarnya sendiri. Di luar soal harga yang dinilai terlalu tinggi, buktinya mobil yang dikirim utuh dari Thailand ini laris manis . Data menunjukkan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) untuk model ini sudah lebih dari 115 unit. Mobil ini memang untuk mereka yang ingin tampil beda.
Sebagai catatan, all new Toyota C-HR ternyata belum sepenuhnya menggunakan platform. Sebab, mesin dan transmisinya masih menggunakan mesin dari Corolla, yang mana mesin ini dipaket untuk C-HR untuk pasar Malaysia, Thailand, dan Indonesia.