Menanti Keberpihakan Pemerintah ke Motor Listrik GESITS

18 Agustus 2018 11:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Motor Listrik Gesits (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Motor Listrik Gesits (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Motor listrik GESITS jadi contoh bagaimana hasil riset dan pengembangan oleh anak bangsa akhirnya bisa masuk industri dan dikomersialisasi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah tak bisa menutup mata bahwa anak-anak Indonesia sudah bisa menguasai teknologi, khususnya di kendaraan listrik.
Namun, sebagai barang baru, sepeda motor listrik GESITS memerlukan adanya keberpihakan pemerintah. Bukan tanpa sebab, GESITS akan bertarung dengan para raksasa Jepang yang telah lama menguasai pasar otomotif nasional.
Direktur Eksekutif PUI-SKO (Pusat Unggulan IPTEK-Sistem Kontrol Otomotif) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Muhammad Nur Yuniarto, bahwa GESITS berada di fase awal yang masih perlu dukungan dari pemerintah.
Dia mengibaratkan GESITS sebagai seorang anak yang belum dewasa. “Kalau di Jerman dan Jepang, itu otomotifnya sudah dewasa semua, kalau kita itu masih bayi dan perlu perhatian dari orang tua. Masa bayi disuruh bertarung dengan orang dewasa (Jepang), belum bisa apa-apa, pasti kalah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, keberpihakan pemerintah dalam hal ini sangat mutlak dibutuhkan agar sepeda motor listrik bisa bertahan dan tumbuh. Namun ketika ditanya lebih lanjut dukungan seperti apa yang diperlukan, dia bilang, “saya rasa pemerintah kan pintar-pintar semua jadi bisa merumuskan strategi yang cocok lah supaya ini bisa jalan.”
Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya meracik formulasi regulasi yang mendukung motor listrik GESITS.
Dia menjelaskan keberpihakan pemerintah akan memberikan insentif kepada GESITS berupa pengurangan pajak dan insentif terhadap proses riset dan pengembangan produk yang dilakukan di dalam negeri.
“Keberpihakan dengan mengutamakan local endowment diharapkan akan memberikan nilai tambah maksimal dari industri otomotif, baik itu berupa pemanfaatan bahan baku dari dalam negeri, komponen dan part produksi dalam negeri, desain dan teknologi dalam negeri dan dikerjakan oleh putra-putri anak bangsa,” paparnya saat dihubungi kumparanOTO.
Perang Lawan Motor Jepang (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Perang Lawan Motor Jepang (Foto: Istimewa)
Selain itu, pemerintah juga sedang berupaya memberikan insentif berupa tax holiday untuk investasi baterai dan motor listrik.
ADVERTISEMENT
“Harapannya kedua komponen utama kendaraan listrik tersebut dapat dipasok dari produksi nasional bukan impor, sehingga tingkat kandungan lokal kendaraan listrik akan tetap tinggi sebagaimana yang telah dicapai oleh industri selama ini,” Putu menambahkan.
Kepala Program Kendaraan Elektrik Indonesia dari ITB, Agus Purwadi, mengatakan bahwa dukungan dari pemerintah perlu didorong agar motor listrik GESITS bisa bersaing.
Menurut dia, dukungan juga bukan hanya dari sisi produksi saja, tapi juga pasca produksi, termasuk regulasi dan dukungan finansial.
“Kalau untuk sepeda motor yang menurut kami ya memang harus segera didorong supaya bisa segera bersaing. Tapi terus terang GESITS aja itu enggak cukup pasti banyak yang seperti GESITS ini yang dibutuhkan untuk tumbuh,” kata Agus.
ADVERTISEMENT