Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Eksistensi Toyota Corolla terus berlanjut hingga mewarisi keturunannya yang ke-12.
Pada generasi terbarunya, Corolla sudah bertransformasi lebih berkelas berkat nama Altis ini dan kini mendapat suntikan teknologi hybrid.
All new Toyota Corolla Altis Hybrid, demikian namanya, sekaligus jadi satu dari dua model hybrid Toyota yang diniagakan di Tanah Air di angka Rp 500 jutaan --Rp 566,3 juta tepatnya.
Karena masih hangat dan termasuk barang baru, kami pun tak ingin ketinggalan momentum menjajal Corolla Altis Hybrid ini.
Kami ulas pengalaman berkendara sedan hybrid termurah Toyota tersebut, hingga catatan konsumsi bahan bakarnya.
Impresi berkendara
Well, kesan pertama kali terhadap bentuk maupun interiornya, rasanya tidak begitu memunculkan nuansa masa depan. Bentuk dashboard, konsol tengah, hingga tuas transmisinya serupa dengan mobil Toyota kebanyakan.
Artinya, bagi siapapun yang pertama kali mengemudikannya, tidak akan canggung terhadap embel-embel hybrid yang melekat pada model ini.
Karena sudah menganut sistem keyless, untuk masuk maupun mengaktifkan mesin dan teknologi hybrid-nya hanya dengan memencet tombol start-stop.
Nah di sini kami membutuhkan waktu adaptasi sedikit, karena tentunya sistem operasionalnya berbeda dengan mesin mobil pada umumnya.
Dalam kondisi baterai terisi cukup, maka mode listrik murnilah yang akan bekerja pertama kali. Tidak ada suara mesin, melainkan hembusan angin AC yang terdengar.
Untuk berkendara, tetap menggunakan prosedur mobil matik biasa: injak pedal rem dulu, kemudian baru geser tuas transmisi ke D.
Seperti di awal tadi, kendali transmisi pun mudah dioperasikan tinggal geser secara vertikal, tidak seperti tuas Prius Hybrid yang kelihatannya membingungkan.
Saat mulai akselerasi inilah, tarikannya lembut tapi bertenaga. Coba menginjak pedal akselerator lebih dalam lagi, rasa menghentaknya baru terasa, meski tidak ekstrem, karena mesin langsung hidup menambah pasokan daya ke motor listrik.
Dalam kondisi mengemudi biasa, power control unit sebagai otak dari sistem hybrid, bakal memutuskan mode listrik atau hanya mesin yang bekerja guna menjaga efisiensi.
Kondisi juga berlaku saat idling maupun keadaan stop and go. Suatu waktu bila baterai terisi penuh, maka mesin secara otomatis akan mati.
Sebaliknya ketika daya listrik mulai menipis, mesin akan hidup menggerakan generator yang akan bertugas sebagai pemasok listrik.
Bantingan suspensi dan handling
Corolla Altis Hybrid yang jadi generasi ke-12 ini sudah dibangun menggunakan platform baru Toyota New Global Architecture (TNGA).
Klaim pabrikan, kendali di kecepatan tinggi lebih rigid, serta bisa mereduksi gejala body roll berkat penggunaan material baja berkekuatan tinggi. Selain itu posisi duduk juga lebih ke tengah dan rendah, guna menjaga pusat gravitasi mobil.
Jujur soal handling-nya ini kami rasakan 'nurut' dan tidak liar, meskipun feeling body roll ketika bermanuver saat pindah lajur masih terasa.
Sementara bicara bantingan suspensi, bagian belakang yang sudah diganti dengan double wishbone, mental-mentulnya masih terasa tapi tidak terlalu ekstrem, racikannya pas tidak terlalu membuat limbung.
Tembus 25,6 km/liter
Oke lanjut bahas efisiensi bahan bakarnya. Perjalanan dari kantor kumparan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ke Semarang kurang lebih berjarak 450 km, berdasarkan hasil MID, angka konsumsi BBM-nya adalah 18,8 km/liter.
Sedangkan menggunakan metode full to full, didapat angka 15,6 km/liter.
Angkanya tidak besar memang. Dalam pengujian ini, saat berangkat kami sempat mampir ke beberapa tempat, sehingga ada kondisi stop and go yang membuat konsumsi bahan bakarnya meningkat.
Kecepatan saat melaju di tol pun beragam, mulai dari menengah hingga tinggi.
Tapi beda cerita saat perjalanan pulang tanpa blusukan. MID menunjukkan angka 25,6 km/liter dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam dan posisi transmisi di B.
Ketika B diaktifkan, maka fungsi regenerative braking akan bekerja, rasanya seperti ada interupsi engine brake ketika pedal akselerator diangkat.
Makanya saat deselerasi dan pengereman di tol ketika mendekati mobil di depan, power control unit akan mengubah energi rotasi ban menjadi daya listrik, yang sekaligus dapat ditampung baterai dan dimanfaatkan motor listrik, sehingga efisiensi bahan bakar tercapai.
Kesimpulan
Tangki bahan bakarnya saat diisi penuh bisa menenggak 43 liter. Lebih lanjut menurut informasi MID, jarak tempuhnya bisa mencapai 780 km, atau sama dengan ketika menempuh dari Jakarta ke Surabaya tanpa isi bensin lagi.
Di atas kertas tentu bisa jadi pilihan alternatif kendaraan yang hemat kantong. Misal, diisi penuh bahan bakar RON 92, hanya menghabiskan dana sekitar Rp 423 ribuan.
Berikut ini galeri foto Toyota Corolla Altis Hybrid.