Mengenal Blade Battery Mobil Listrik BYD, Tak Terbakar dan Meledak Saat Ditusuk

Platform mobil listrik BYD Foto: Gesit Prayogi/kumparan

BYD menjadi produsen baterai nomor dua terbesar saat ini di dunia. kumparan pun melihat langsung solusi Blade Battery yang jadi andalan untuk produk mobil listrik mereka.

Baterai ini berjenis lithium iron phosphate (LFP), yang diklaim BYD Asia-Pacific Auto Sales Division - General Manager Liu Xueliang lebih aman.

“Dari dulu safety nomor satu dan nomor dua safety, Sehingga kami percaya baterai LFP menjadi pilihan berkelanjutan untuk produksi massal dan penggunaan massal,” katanya.

Ketika mengunjungi kantor pusat BYD Shenzhen, China, kumparan menyaksikan bagaimana tes stres dilakukan pada Blade Battery dan NCM baterai.

Ketika tes, Blade Battery tidak berasap atau bahkan berapi dan suhu pada permukaan baterai hanya berkisar di antara 30-60 derajat celsius.

Padahal pada tes yang sama, jenis baterai NCM, jenis baterai lithium-ion yang katodanya dibuat menggunakan kombinasi nikel, mangan, dan kobalt mencapai suhu 500 derajat celcius dan terbakar.

Bahkan dalam beberapa tes, meskipun baterai NCM tidak berasap atau terbakar, permukaan baterainya bisa mencapai 200-400 derajat celsius.

Di samping tes tusuk, Battery Blade BYD juga telah melalui sejumlah test, termasuk dalam kondisi tabrakan, melengkung, bahkan dipanaskan permukaannya hingga 300 derajat celsius dan mengalami kondisi overcharged hingga baterai panas menjadi 260 derajat celsius, namun klaim pabrikan tidak mengakibatkan api atau meledak.

Adapun, Blade Battery ini telah dikembangkan oleh BYD dalam beberapa tahun terakhir. Seperti namanya, baterai mobil listrik BYD ini terdiri dari baterai berbentuk bilah.

Tim engineer BYD mendesain baterai ini sedemikian rupa untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang paket baterai yang lebih baik 50 persen dibanding blok baterai lithium iron phosphate konvensional.

Tes tusuk baterai NCM Foto: Gesit Prayogi/kumparan