Mengingat Lagi Perjalanan Mobil Esemka

24 September 2017 15:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Esemka Digdaya (Foto: Istimewa )
zoom-in-whitePerbesar
Esemka Digdaya (Foto: Istimewa )
ADVERTISEMENT
Tentu Anda masih memiliki memori kalau kita bicara soal Esemka. Sebuah kendaraan buatan anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang akhirnya dipakai sebagai kendaraan dinas Joko Widodo saat menjadi Wali Kota Surakarta.
ADVERTISEMENT
Esemka sendiri muncul berkat seorang pria asal Trucuk, Klaten, bernama Sukiyat pada 2008. Dari bengkelnya, dia mengajak siswa-siswa SMK untuk merakit Kiat Esemka.
Di sanalah dua unit mobil berhasil lahir dan akhirnya digunakan Wali Kota Surakarta waktu itu Joko Widodo dan Wakilnya FX Hadi Rudyatmo.
Di bawah PT Solo Manufaktur Kreasi, mereka pun melakukan perluasan kerjasama hingga ke negeri China. Tahun 2010, mereka bermirtra dengan Guangdong Foday Automobile (GFA) dan sejumlah pabrikan China lain.
Selama perjalanan, Esemka memiliki sejumlah produk termasuk SUV (Sport Utility Vehicle) Rajawali, Bima (pikap), dan Digdaya (pikab kabin ganda).
Esemka Rajawali
Esemka Rajawali dan Bima merupakan produk yang diciptakan dengan hasil bermitra dengan beberapa pihak, termasuk Foday.
ADVERTISEMENT
Esemka Rajawali dibuat berbasis Chery Tiggo untuk purwarupa Rajawali I dan Foday Exploler 6 untuk Rajawali I Alpha dan kemudian penggunaan basis Jonway A380 untuk model Esemka Rajawali R2.
Mobil Esemka buatan Indonesia (Foto: ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Esemka buatan Indonesia (Foto: ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Esemka Rajawali pernah dinyatakan gagal lolos Uji Emisi Euro-2 di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BMPT) Serpong, Tangerang Selatan.
Menurut Kementerian Perhubungan, mereka tidak bisa menerbitkan Sertifikat Uji Tipe Esemka Rajawali lantaran produksi CO berada di angka 11.63 gram/kilometer dan HC+NOx 2,69 gram/kilometer. Padahal batas maksimumnya hanya 5,0 gram/kilometer untuk CO dan 0,70 gram/kilometer untuk HC+NOx.
Tak patah semangat, tim Esemka kemudian melakukan penyesuaian dari aspek teknis dan setelah dites ulang dinyatakan lulus uji emisi. Setelah itulah Pemkot Surakarta menyerahkan masa depan Esemka ke PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).
ADVERTISEMENT
Mobil Esemka Rajawali (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Esemka Rajawali (Foto: Wikimedia Commons)
"AD 1 dan AD 2 dibuatkan mobil Esemka yang baru. Yang kemarin kan hanya buat prototype saja untuk uji emisi," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo waktu itu.
"Kami dari Pemkot Surakarta kan hanya membantu agar Esemka ini bisa lulus uji emisi. Setelah itu kita serahkan semuanya ke PT SMK selaku produsen Esemka," katanya.
Sebagaimana dikutip Antara, pesanan Esemka menembus 7.00 unit dan PT SMK mengatakan siap memproduksinya pada Juli 2013. Faktanya, hingga saat ini kita tak melihat peredaran Esemka Rajawali di jalanan.
Bendera baru
Tahun 2016 lahir PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) yang merupakan gabungan dari PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Esemka pun sudah mendapat izin produksi mobil pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Nah, kini setelah lama tak ada kabar, sebuah model baru dari Esemka tertangkap kamera mengaspal di jalanan Kota Surakarta, Jawa Tengah. Mobil itu bernama Esemka Digdaya berjenis pikap kabin ganda.
Foday F22 (Foto: Alibaba.com)
zoom-in-whitePerbesar
Foday F22 (Foto: Alibaba.com)
Namun bila dilihat dari foto-foto yang tersebar di media sosial, mobil Esemka Digdaya itu kemungkinan hasil mitra PT ACEH dengan Guangdong Foday Automobile.
Terlihat jelas bahwa mobil dibangun berbasis dari model Foday F22. Hanya emblemnya saja yang sepertinya diubah dengan Esemka.
Belum diketahui pasti apakah Esemka Digdaya itu lahir dengan mengubah emblem Foday ke Esemka, atau merakit dengan mengirimkan komponen dari China kemudian dirakit dan ditambahkan dengan komponen lokal.
kumparan (kumparan.com) berusaha mengonfirmasi soal informasi ini namun belum mendapatkan respons.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana belajar membuat rancang bangun lalu mengaplikasikan menjadi sebuah mobil. Kalau hanya rebadge bagaimana proses belajar dan prakteknya?," kata pengamat otomotif Bebin Djuana.