Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menjajal Kemampuan Datsun Cross di Tikungan Tajam
8 Maret 2018 18:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Platformnya mengambil basis Datsun Go+ dengan ubahan eksterior menjadi lebih terlihat kekar ala ‘crossover look’.
Selain permak pada tampilan, Datsun Cross hadir dengan beberapa fitur keselamatan yang menjadi standar berupa rem ABS (anti-lock braking system) dengan EBD (electronic braking distribution), brake-limited slip differential, dan traction control yang disatukan dalam fitur yang disebut VDC (vehicle dynamic control).
VDC yang biasa disebut pabrikan lain sebagai vehicle stability control (VSC) merupakan fitur yang menjaga mobil tetap stabil atau mencegah mobil oversteer saat melakukan manuver menikung atau berpindah lajur, baik di permukaan jalan yang licin maupun kasar. Intinya fitur ini memungkinkan pengemudi tetap mengendalikan mobil secara aman.
Seperti dijelaskan Anton Kristanto, Manager Riset dan Pengembangan PT Nissan Motor Indonesia (NMI), VDC bekerja didukung penggunaan sensor yang disematkan pada sistem pengereman keempat roda, sehingga baik ABS, EBD, brake-limited slip differential dan traction control dapat bekerja secara bersamaan dengan fungsi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Sistem akan membaca kontrol dari keempat roda supaya traksinya bisa seimbang, kalau masuk tikungan dengan kecepatan tinggi itu ada satu sisi yang enggak seimbang, satu sisi kurang sisi lain lebih, VDC membagi traksi yang kurang tadi agar seimbang,” jelas Anton saat ditemui Media First Drive Datsun Cross di Proving Ground Bridgestone, Karawang, Jawa Barat, Kamis (8/3).
Selain itu, masalah umum pada mobil dengan penggerak depan adalah gejala spinning atau ban memutar karena kehilangan traksi. Datsun Cross pun menanggapinya dengan penyematan traction control.
“Iya betul, jadi pada penggerak depan, spinning saat menanjak itu bisa diminimalisir dengan traction control,” ujar Anton menjawab kumparanOTO.
Fitur kontrol stabilitas ini dapat dihidup-matikan baik saat sedang berkendara ataupun sedang berhenti. Tombolnya berada di bawah kanan kisi-kisi AC sisi pengemudi atau di samping lampu indikator alarm mobil.
Untuk mengetahui fitur kontrol stabilitas ini aktif atau tidak, dapat dilihat di panel instrumen berwarna kuning dengan simbol yang sama pada tombolnya, apabila dimatikan maka indikator akan menyala, sebaliknya bila dihidupkan indikator akan mati.
Saat menjajal kemampuan mobil ini, kumparanOTO pun langsung mencoba kerja VDC. Hasilnya? Voila, saat menikung dengan kecepatan 40km/jam di permukaan jalan yang basah, tidak ada gejala oversteer ataupun understeer, dengan kata lain setir tidak terasa ‘terbuang’ dan bagian belakang mobil tidak terasa terlempar sehingga pengendalian lebih optimal dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Perbedaan langsung terasa saat fitur tersebut dimatikan. Dengan kondisi jalan dan kecepatan yang sama, ada gejala bagian belakang mobil terlempar yang membuat setir agak ‘lari’ sehingga kendalinya lebih sulit dan mebuat jantung lumayan berdebar.
Sayangnya, fitur kontrol traksi belum bisa dirasakan dengan maksimal karena bentuk lintasan yang terbatas.