Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Menperin: BYD, Citroen, dan Aion Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia
16 Desember 2024 12:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin ) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa sejumlah perusahaan otomotif akan membangun pabrik di Indonesia. Semuanya memiliki komitmen terkait elektrifikasi.
ADVERTISEMENT
"Pada 2024 ada 3 perusahaan yang memberikan komitmen akan membangun fasilitas produksi atau pabrik di Indonesia untuk otomotif khususnya EV, yaitu pertama BYD , kedua Citroen , dan ketiga Aion ," ungkap Menperin di konferensi pers terkait Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan di Kemenko Perekonomian, Senin (16/12).
"Oleh sebab itu ketiga perusahaan ini, merek tersebut, akan menikmati insentif stimulus bea masuk nol persen dan PPNBM DTP 15 persen," lanjut Agus.
Sebelumnya BYD memang telah menunjukkan komitmennya soal pembangunan pabrik kendaraan listrik, lokasinya berada di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi hingga 150 ribu unit per tahun.
Rencananya pembangunan pabrik akan rampung pada akhir 2025 dan siap beroperasi mulai 2026. Adapun nilai investasinya mencapai Rp 16,06 triliun, berdiri di atas lahan seluas 108 hektare dan menjadi basis produksi mobil listrik BYD setir kanan.
Adapun Citroen juga sudah mengajukan investasinya sejak medio tahun ini, melalui perusahaan induk usaha Stellantis.
ADVERTISEMENT
Realisasinya menggunakan fasilitas National Assemblers untuk bisa merakit kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini pabrikan Prancis tersebut tengah menikmati insentif dari pemerintah untuk produk mobil listrik Citroen E-C3.
Sementara Aion, tengah dalam tahap pembangunan pabrik baru yang berada di Cikampek, Jawa Barat. Fasilitas perakitan tersebut diproyeksikan bisa merakit 50 ribu unit per tahun.
"Kalau kita lihat ini upaya pemerintah memberikan sinyal kepada investor bahwa sebetulnya regulasi yang ada di Indonesia cukup kompetitif termasuk hal insentif dan stimulus, sehingga ini sejalan dengan upaya pemerintah menjadikan Indonesia hub dari produksi kendaraan listrik berbasis baterai di ASEAN," tuntasnya.