Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Merasakan Sensasi E-Clucth, Transmisi Semi Matik Wuling Confero S ACT
23 April 2019 14:33 WIB
Diperbarui 12 Mei 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nama sistem transmisinya adalah e-Clutch. Jadi semacam kopling pintar yang rupanya bukan pedal, tapi berbentuk modul agar akselerasi mudah dilakukan tanpa menginjak kopling.
Berdasarkan penjelasan dari Aftersales Director Wuling Motors, Taufik S. Arief, penggunaan teknologi ini memungkinkan biaya perawatan yang lebih efisien dibanding mobil manual atau transmisi matik lain.
"Untuk biaya perawatannya, dengan e-Clutch dapat mengurangi tingkat kerumitan karena ada pengurangan satu pedal (kopling), kedua, resiko di mobil manual seperti menggantung kopling dan penggantian karena kopling aus ini akan hilang," ujarnya saat ditemui di arena Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4).
Oke, itu secara teori dari segi perawatannya. Lalu, bagaimana rasa berkendara Wuling Confero S ACT ini? Adakah bedanya dengan mobil serupa yang lengkap dengan tiga pedal? Mengingat transmisi yang diusung terbilang sangat baru.
ADVERTISEMENT
Menjawab hal ini kumparan pun sempat mencobanya meski bukan di jalanan umum. Impresi awal yang kami temukan adalah pengendaraannya gado-gado mobil manual dan matik.
Jadi begini, sebelum berakselerasi dan memasukkan transmisi ke gigi 1, pedal rem harus diinjak untuk mencegah mobil meluncur tanpa kendali. Setelahnya, rem bisa dirilis dan mobil dapat melaju.
Kemudian untuk menambah kecepatan lagi, pengemudi bisa mengurangi tekanan pada gas atau tetap menginjaknya kemudian secara bertahap pindah ke gigi yang lebih besar.
Ini karena saat putaran mesin hampir sampai pada rpm tenaga maksimum, sensor akan mendeteksi pengemudi akan berpindah gigi, kemudian memerintahkan controller untuk mengendalikan aktuator hidrolik, sehingga secara bersamaan, modul kopling tadi dapat menghubungkan atau memutus daya dan perpindahan gigi dapat dilakukan.
ADVERTISEMENT
Adapun saat pedal gas diinjak terus sampai putaran mesin tinggi (tanpa memindahkan gigi), sensor secara otomatis akan memutus daya, akibatnya akan terasa gejala seperti putaran mesin sudah masuk red line, sehingga tidak bisa bertambah lagi tenaganya.
Perlu adaptasi soal mekanisme perpindahan giginya
Hanya saja karena baru pertama kali mencobanya, feeling berkendara terasa asing tapi unik. Beberapa kali kami mencoba perpindahan gigi tapi selalu melompat, misal dari 1 ke 4 atau 3 ke 6.
Nah untuk kasus ini, sistem secara otomatis akan membunyikan indikator karena gigi terlalu tinggi, artinya rasio tidak terlalu cukup untuk mengejar torsinya, sehingga memerintahkan pengemudi untuk memindahkan giginya lebih rendah.
Tapi setelah beberapa waktu adaptasi, sistem pengoperasiannya ternyata cukup mudah. Jadi memang benar layaknya mobil manual tanpa kopling, atau seperti motor bebek, tinggal ikuti ritme putaran mesinnya, lalu geser tuas transmisi sesuai gigi yang dikehendaki.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya tidak tersedia foot rest untuk kaki kiri. Kalaupun memaksakan kaki kiri selonjoran, tidak ada ruang cukup, jaraknya terlalu dekat dengan pedal rem, sehingga posisi kaki kiri harus diistirahatkan dengan cara menekuknya terus-menerus.
Aktivasi gigi mundur
Oh iya karena ada 6-percepatan, posisi R atau reverse (mundur), terletak di posisi yang biasanya gigi 1 berada. Tapi jangan khawatir saat berakselerasi malah masuk ke gigi mundur, sebab ada mekanisme agar perpindahan giginya tidak masuk ke R.
Untuk mengaktifkan gigi mundur, tangan yang berada di ujung tuas transmisi harus menarik ring yang letaknya di leher tuas tersebut. Sambil ditarik, pada saat yang sama pindahkan ke gigi R, kemudian kamera mundur akan aktif dan pengemudi bisa memundurkan mobilnya.
Tapi tidak seperti Cortez, garis pembantu parkirnya tidak mengikuti arah setir. Artinya garis pembantunya bersifat fix. Tapi bukan masalah besar, sudah ada sensor parkir dan kamera saja sudah cukup.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, impresi peredaman kabin, handling, feeling setir, radius putar, dan tenaganya seperti Wuling Confero S yang sudah diniagakan sebelumnya. Tetap senyap, handling dan setir ringan, radius putar yang kecil, dan transfer tenaganya yang linear meski khas mesin 1.500 cc