OTOHITZ-OTO Info

Mitos atau Fakta, Kurang Angin Bikin Ban Gampang Bocor?

9 Januari 2020 8:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ban kempes. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ban kempes. Foto: Shutter Stock
Ada mitos menarik seputar ban kendaraan. Di jagat otomotif, ban yang kekurangan udara alias kempis, bisa lebih cepat bocor ketimbang ban yang memiliki tekanan udara berlebih.
Benarkah hal demikian?
Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia, Zulpata Zainal, menyebut bahwa anggapan itu benar.
Ilustrasi ban kempes. Foto: Shutter Stock
Ban yang kempis yang dibiarkan melaju dalam kecepatan cukup tinggi, akan menyebabkan defleksi yang berlebih, yakni dinding ban menekuk dalam waktu cukup lama.
Kaitannya dengan defleksi, material komposisi yang terkandung di dalam ban lama-kelamaan akan berubah kondisinya.
"Lama-lama dinding ban kelelahan, akibat terburuknya benang ban pada dinding samping akan putus, karet sekitar dinding ban akan hangus, ini yang membuat ban cepat bocor," jelasnya saat dihubungi kumparan, Senin (6/1).
Ilustrasi ban kempes. Foto: Pixabay
Dalam keadaan defleksi, bidang tapak ban jadi lebih lebar. Nah tapak yang lebih lebar ini menyebabkan bidang gesek ban dengan permukaan jalan membutuhkan energi lebih besar untuk menghasilkan momen putar.
Ada dua permasalahan yang timbul dalam kondisi ini: power loss semakin besar dan rotasi dengan energi besar ini menimbulkan kalor yang membuat ban hangus, makanya terjadi kebocoran.
"Istilah kami ban bleeding, bagian samping ban hangus akibat defleksi berlebihan, bagian benang dinding samping ban atau cord ban putus," imbuhnya.
Ilustrasi ban kempes. Foto: Pixabay
Dalam kasus terparah, ban bisa meledak yang justru mencelakakan pengemudi maupun penumpang karena kendali mobil jadi tak stabil. Lagipula meskipun ban dibuat dari karet yang elastis, bukan berarti bagian dindingnya didesain untuk menekuk.
Ini sekaligus menjawab anjuran menjaga tekanan angin ban harus selalu ideal. Tentunya guna menjaga ban dari defleksi dan menghindarinya dari keretakan.
Ilustrasi mengisi tekanan angin pada ban. Foto: dok. Istimewa
Lalu bagaimana dengan kasus ban kelebihan tekanan angin? Untuk hal ini Zul, sapaan akrabnya mengatakan apabila tekanannya sedikit lebih banyak, maka tidak akan timbul masalah.
Oleh karena itu sebaiknya jaga kualitas dan pantau tekanan angin ban secara berkala. Mudahnya dengan membawa gauge tire pressure portable guna mengetahui tekanan angin sebelum memulai perjalanan.
Ilustrasi ban kempes. Foto: Pixabay
Apabila mulai kurang hingga 1 psi, maka segera kunjungi bengkel atau kios tambal ban terdekat guna menambah tekanan angin.
"Tekanan angin harus disesuaikan dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil," pungkasnya.
OTOHITZ-OTO Info Foto: dok. kumparan
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten