Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Mobil Bertenaga Nuklir yang Tinggal Kenangan
28 Agustus 2018 9:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun jika kita melihat kembali ke masa lalu, bukanlah kendaraan listrik yang disiapkan sebagai moda transportasi masa depan. Sekitar tahun 1950-an, segala macam teknologi bermuara pada tenaga nuklir. Hal yang sama juga dirasa tepat untuk moda transportasi massal seperti mobil.
Secara teori, menjadikan nuklir sebagai sumber tenaga bagi moda transportasi, sebenarnya bisa memberi keuntungan yang sangat banyak. Ada dua hal utama yang dijanjikan nuklir sebagai sumber tenaga.
Pertama, sama seperti kendaraan listik, kendaraan bertenaga nuklir akan menghasilkan emisi gas buang yang hampir nol. Kedua, tenaga yang dihasilkan dari reaksi nuklir sangat besar.
Bayangkan saja mobil bertenagakan nuklir diperkirakan dapat dikendarai sampai ribuan kilometer tanpa perlu melakukan pengisian bahan bakar. Intinya jika diperlakukan dengan benar, energi nuklir adalah sumber energi yang bersih, aman, dan terjangkau, mengutip dari How Stuff Works .
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran umum tentang potensi tenaga nuklir, pada tahun 1954, Kota Obninsk yang ada di Rusia --Soviet saat itu--, menjadi pemukiman pertama yang sebagian kotanya ditenagai oleh nuklir. Dua tahun kemudian, sebuah pembangkit di Calder Hall, Inggris resmi beroperasi.
Arah menuju pemanfaatan nuklir untuk moda transportasi pun juga sudah sempat diterapkan. Tahun 1954 USS Nautilus menjadi kapal selam pertama yang beroperasi menggunakkan tenaga nuklir. Bahkan pada kisaran tahun yang sama Henry Ford sudah membuat rancangan untuk mobil bertenagakan nuklir yang dinamakan Ford Nuclean.
Jika memang sangat besar potensi dan keuntungan yang dapat dihadirkan mobil nuklir apa yang membuatnya tidak dikembangkan lebih lanjut? Jawabannya tentu saja adalah radiasi. Menggunakan senyawa radioktif sebagai sumber tenaganya, kendaraan bertenagakan nuklir memerlukan perlindungan ekstra untuk menjamin senyawa ini tidak lantas merusak lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Masalahnya perlindungan untuk senyawa radioaktif yang optimal sangatlah tebal dan berpotensi membuat kendaraan mendapat tambahan bobot yang banyak hanya untuk lapisan pelindung ini.
Selain lapisan pelindung, reaktor nuklir juga diperlukan untuk mengkonversi energi pada mobil. Berita buruk lainnya rekator nuklir ini punya ukuran yang sangat besar sehingga dipastikan juga memakan ruangan dalam kendaraan.
Melihat dari risiko yang mungkin dihadirkan dari kendaraan nuklir, rasanya kendaraan listrik memang menjadi pilihan yang sangat tepat setidaknya sampai saat ini, saat keamanan dari nuklir belum bisa dipastikan.