Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kalau omongan sih ada, memang ada pengurusnya yang datang. Tetapi masih dalam tahap penjajakan,” ucap Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara dihubungi kumparan (1/11).
Pertemuan pihak Vinfast dengan Gaikindo tersebut, diakuinya sudah dilakukan beberapa waktu lalu. “Baru-baru ini, kira-kira 2-3 minggu yang lalu, lah,” imbuh Kukuh.
Dirinya menjelaskan, perwakilan Vinfast tersebut masih mengurus berkas yang diperlukan ke pemerintah Indonesia agar bisa melakukan aktivitas bisnis secara legal.
“Nanti kalau legalitasnya sudah ada saat ingin gabung Gaikindo sudah terbukti bahwa mereka legal di Indonesia. Jadi, baru itu saja,” tukas Kukuh.
Vinfast investasi Rp 3,1 triliun di Indonesia
Sebelumnya, mobnas Vietnam itu dikabarkan telah mengungkapkan rencananya, termasuk besaran investasi untuk jangka panjang, hingga mendirikan pabrik perakitan CKD (completely knocked down) di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini diketahui dari laporan Investment Monitor berdasarkan dokumen F-1 filling --formulir pendaftaran yang diperlukan bagi perusahaan asing yang ingin terdaftar di bursa saham AS-- kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Investasi yang diumumkan merupakan bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang, dengan meningkatkan jangkauan global ke wilayah yang berpotensi mengalami pertumbuhan permintaan kendaraan listrik yang tinggi.
Fase pertama Vinfast fokus pada pasar Vietnam, Amerika Utara, serta Eropa mencakup beberapa negara seperti Prancis, Jerman, dan Belanda.
Lalu fase dua yang dimulai pada 2024, pabrikan memiliki dua bisnis model. Mendirikan distributor dan memperluas jaringan di pasar pada fase pertama, termasuk perluasan pasar di Asia termasuk India, Indonesia, dan Malaysia.
Sementara bisnis model kedua memperkuat basis distributor dan beberapa importir mobil di negara-negara pasar baru, hingga mempertimbangkan untuk mendirikan perusahaan distribusi sendiri.
“Kami berencana memulai pengiriman kendaraan listrik kami di Indonesia pada 2024, dengan model setir kanan VF e34 dan VF 5, kemudian VF 6 dan VF 7,” demikian mengutip keterangan perusahaan di dokumen tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami juga telah mengidentifikasi Indonesia dari tujuh klaster pasar baru kami sebagai pasar potensial utama untuk pendirian fasilitas manufaktur kendaraan listrik dan baterai kami, karena biayanya yang relatif rendah dan ketersediaan bahan baku dalam negeri,” sambungnya.
Berdasarkan evaluasi terhadap peluang pasar di Indonesia, Vinfast menetapkan target investasi awal sebesar 1,2 miliar dolar AS atau senilai Rp 18,6 triliun.
Besaran tersebut mencakup 150 hingga 200 juta dolar AS atau kisaran Rp 2,3-3,1 triliun yang digunakan untuk pembangunan fasilitas perakitan dengan kapasitas 30 ribu hingga 50 ribu mobil per tahun, dan targetnya mulai beroperasi pada 2026.
***