Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pada awal 90-an, Suzuki meluncurkan RGR 150 yang pada saat itu cukup membuat gebrakan segmen motor sport 150 cc. Dibekali dengan bodi full fairing, jagoan dari Suzuki ini menjadi produk yang sangat diperhitungkan oleh para kompetitornya.
ADVERTISEMENT
Meski sudah disuntik mati alias disetop produksinya sekitar tahun 1998, Namun siapa sangka, masih banyak yang mencari motor dengan asap ngebul ini.
Di Tanah Air, Suzuki RGR 150 diteruskan napasnya hingga tiga generasi. Mulai dari RGR 150 Sprinter, RGR 150 Crystal, dan RGR 150 Tornado atau karib disebut RGR Jumbo. Sekedar informasi, ketiganya berstatus CBU (Completely Built-up) dari Thailand.
Yudo Kartiko jadi salah satu loyalisnya. Kepada kumparan dirinya menyebut memiliki Suzuki RGR 150 Sprinter 1991 adalah impian yang jadi nyata.
ADVERTISEMENT
"Waktu dulu pas masih kecil mungkin saat SD. Melihat RGR 1991 warna putih suka banget punya angan-angan ingin beli tapi baru kesampaian 4 tahun lalu," buka Yudo saat dihubungi kumparan belum lama ini.
Menurut dia, pada eranya orang yang memiliki Suzuki RGR sudah dipastikan dari kalangan berada. Sebab saat itu banderol yang ditawarkan Suzuki cukup tinggi sekitar Rp 9 jutaan.
RGR 150 sendiri berkompetisi dengan Honda NSR 150, Yamaha TZM 150, dan Kawasaki AR125. Sejumlah fitur dan teknologi pun dibenamkan untuk menjegal para kompetitornya.
Teknologi yang dimaksud adalah SIPC (Suzuki Intake Pulse Control) dan SSS (Suzuki Super Scavenging System). Singkatnya, SIPC dirancang untuk mengontrol masuknya BBM sesuai kebutuhan mesin, sedangkan SSS memiliki tugas untuk memberi asupan udara yang lebih besar ketika mesin diajak berlari di rpm tinggi. Keduanya dibuat untuk menunjang sisi performa RGR 150.
ADVERTISEMENT
"Sensasi tarikannya (mesin) itu menurut saya jahat dan spontan. Perawatannya juga simple dan enggak butuh biaya banyak," katanya.
Yudo menambahkan, melonjaknya harga RGR 150 di pasaran lantaran populasinya yang benar-benar langka. Di jalanan, hampir tak menemukan keberadaannya.
"Di sini (Madiun) jarang dan hampir enggak pernah melihat di jalanan. Ramainya ya teman-teman komunitas saja yang pakai. Seperti punya rasa senang saja ketika dipakai di jalan, jadi perhatian orang-orang," ungkapnya.
Bicara dapur pacunya, Suzuki RGR 150 Sprinter dibekali dengan mesin 147 cc, 2-tak, dan berpendingin udara. Sementara racikan bore x stroke-nya adalah 59 mm x 54 mm dipadukan dengan karburator besutan Mikuni VM26SS.
Di atas kertas, motor ini mampu menyemburkan tenaga maksimal 26,1 daya kuda para 9.500 rpm dan torsi puncak 20,5 Nm pada 8.000 rpm.
ADVERTISEMENT
"Waktu dapat itu keadaannya berantakan banget. Cuma ada tangki BBM, bodi belakang, mesin dan rangka, lainnya saya restorasi sendiri pakai part full orisinil semua," lanjut Yudo.
Secara total, dari keadaan hancur hingga mulus seperti sekarang dia membutuhkan waktu 3 tahun dan mengeluarkan uang hingga Rp 12 juta.
"Kalau sparepart memang susah ya, di sini utamanya. Saya kadang titip teman di Malaysia atau cari di forum jual beli dan komunitas saja," paparnya.
Yudo mengaku, jika ada yang tertarik dengan motor kesayangannya dia akan melepas di harga Rp 18 juta lengkap dengan surat-suratnya.
"Buka harga memang di Rp 20 juta, kemarin ada yang tawar Rp 16 juta saya belum kasih. Sebenarnya sayang banget jual yang ini, saya jual santai juga kok," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Bila tertarik dengan Suzuki RGR 150 Sprinter milik Yudo bisa menghubungi di nomor telepon 085233882009.
Berikut ini daftar restorasinya: