Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Sesuai dengan target pemerintah akhir 2025 pembangunan pabrik kami selesai dan bisa beroperasi awal 2026," buka Head of Public Government Relations PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan saat ditemui di China belum lama ini.
"Jadi mulai 2026, semua model BYD yang dijual di Indonesia sudah dirakit lokal," lanjutnya.
Pembangunan pabrik untuk lokalisasi merupakan komitmen perusahaan sesuai Peraturan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2023 (yang direvisi menjadi Permeninves 1/2024), menyoal pembebasan tarif bea masuk impor utuh mobil listrik yang berlaku sampai 31 Desember 2025.
Dalam beleid aturan tersebut pelaku usaha dapat diberikan insentif bea masuk tarif 0 persen dan PPnBM ditanggung pemerintah. Namun insentif dapat diberikan dengan syarat komitmen untuk memproduksi produknya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kriteria investasinya salah satunya diberikan untuk pabrikan yang akan membangun fasilitas manufaktur mobil listrik. Adapun saat ini mobil listrik BYD yang dijual di Indonesia statusnya diimpor langsung dari China.
"Model yang dipasarkan di Indonesia harus kami produksi di Indonesia dengan jumlah minimum sama seperti yang sudah diimpor dan dengan spesifikasi minimum sama atau boleh di atasnya," pungkasnya.
Selanjutnya pemerintah bisa menagih komitmen investasi dan produksi dari perusahaan, yang isinya produk mobil listrik siap berproduksi komersial paling lambat 1 Januari 2026, diproduksi paling lambat 31 Desember 2027, juga harus memenuhi minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sesuai peta jalan.
Di sisi lain, komitmen pembangunan pabrik BYD dilakukan pada 8 Mei 2024 lalu, lewat seremoni pembelian lahan di Subang Smartpolitan Cerdas yang dipegang oleh PT Suryacipta Swadaya dengan investasi USD miliar atau sekitar Rp 16,06 triliun.
Pabrik tersebut menempati area lebih dari 108 hektare dan akan menjadi lokasi untuk memproduksi mobil listrik. Lokasinya strategis lantaran dekat dengan akses gerbang tol di KM 89 yang akan segera hadir.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga terhubung langsung dengan akses tol ke Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, hingga Tol Trans Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa termasuk ke Jawa Tengah maupun Jawa Timur.