Pahami Strategi dan Teknik Pengereman di Jalur Berbukit

10 September 2018 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus masuk jurang di Cikidang, Sukabumi (Foto: Sukabumiupdate.com)
zoom-in-whitePerbesar
Bus masuk jurang di Cikidang, Sukabumi (Foto: Sukabumiupdate.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecelakaan di Cikidang, Kabupaten Sukabumi, yang melibatkan sebuah bus yang gagal melakukan pengereman di jalan menurun yang dikenal dengan nama 'Letter S', berakhir mengenaskan dan memakan puluhan korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Beragam faktor pun diperkirakan menjadi faktor terjadinya kecelakaan ini. Mulai dari kondisi kendaraan, kondisi pengemudi sampai faktor kondisi jalan alias alam.
Terlepas dari beragam spekulasi dan kesaksian yang diberikan, menurut Pendiri sekaligus Instruktur Senior Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, pengemudi seharusnya tahu strategi dan teknik yang benar terkait penggunaan rem, baik itu kendaraan besar seperti bus dan truk maupun kendaraan penumpang.
Strategi yang dimaksud di sini mencakup persiapan yakni kondisi rem dalam keadaan optimal.
"Persiapkan sistem rem dan pastikan semua itu sudah aman, bagus dan layak kalau kita mau melalui daerah berbukit tajam seperti Cikidang," ujarnya. Persiapan jadi salah satu kunci yang penting. Selain itu dia juga menerangkan bagi kendaraan yang membawa muatan besar baik orang maupun barang harus selalu dipastikan kendaraan tidak melewati kapasitasnya.
Mitsubishi Xpander di Jalur Sky Bridge (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Xpander di Jalur Sky Bridge (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
"Karena dengan beban yang semakin berat, beban kerja dari rem juga berlipat ganda," ia menambahkan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan secara teknik, pengereman pada jalanan menurun menurut Jusri, sebaiknya tidak hanya mengandalkan rem kaki. Manfaatkan engine brake dengan menempatkan gigi lebih rendah sebelum menghadapi jalan menurun juga sebaiknya dilakukan untuk mengurangi beban kerja rem kaki.
"Jika tidak dilakukan, konsekuensinya, jarak pengereman akan menjadi sangat panjang. Selain itu akan terjadi brake fading alias penyusutan kemampuan rem," terang Jusri lagi.
Brake fading inilah yang menurutnya menjadi cikal bakal rem blong.
Jika menghadapi situasi rem blong
Lebih lanjut dia pun menerangkan kalau seandainya rem blong, laju kendaraan pun menjadi tidak terkendali. Jika hal ini yang terjadi, dia mengimbau agar pengemudi tetap tenang dan mencoba melakukan beberapa hal berikut:
1. Jangan panik, usahakan sekali lagi untuk mengurangi kecepatan kendaraan dengan memanfaatkan engine brake. 2. Jika perlambatan yang diharapkan tidak tercapai, mulai identifikasi lingkungan sekitar. Cari objek atau tempat yang bisa meredam laju kendaraan 3. Objek seperti jalan menanjak dan gundukan pasir menjadi tempat yang ideal untuk membantu mengurangi laju kendaraan. 4. Jika tidak ada pilihan di atass, serempetkan kendaraan ke pohon, kendaraan lain, atau bangunan untuk meredam laju kendaraan yang tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
"Ingat, jadi bukan ditubrukin, tapi diserempetin bodinya untuk mengurangi laju kecepatan," terang Jusri lagi sembari menekankan kalau pengemudi sebaiknya sudah memahami dan mempersiapkan strategi-strategi ini agar tidak panik kalau nantinya hal yang tidak diinginkan terjadi.