Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan teknologi hidrogen akan dimanfaatkan untuk mencapai target netral karbon. Teknologi itu akan digunakan secara bertahap mulai tahun 2031 dan akan digunakan secara masih pada 2051.
ADVERTISEMENT
"Untuk mencapai target Paris Agreement dan zero emission, hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global," jelas Arifin dalam acara Talkshow 'The Urgency of Renewable Energy on Hydrogen Cars in Indonesia' yang digagas oleh Society of Renewable Energy ITS, pada Minggu (15/5/2022).
Dalam hal energi terbarukan, kata Arifin, Indonesia memiliki potensi lebih dari 3 ribu gigaWatt yang berasal dari tenaga surya, angin, bio energi, panas bumi, dan laut.
“Pengembangan hidrogen ini pemanfaatannya sebagai penyimpanan energi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa target kontribusi teknologi hidrogen mencapai 52 gigaWatt pada tahun 2060. Adapun, hidrogen ini akan dimanfaatkan ke pembangkit listrik, industri manufaktur, dan transportasi.
ADVERTISEMENT
"Tantangan implementasi hidrogen adalah bagaimana membuat hidrogen naik secara nilai ekonomi, menarik secara finansial, dan bermanfaat secara sosial," ujar Arifin.
Sejumlah perusahaan pun telah mengembangkan energi hidrogen, seperti Hybrid PLTS dan PLTB dari PT HDF Energi di Pulau Sumba, Pertamina dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), BRIN dengan Toshiba, serta rencana produksi hidrogen dari PLTA besar di Kalimantan Utara dan Papua.
"Semakin tersedianya demand hidrogen akan mendorong tumbuhnya penyedia dan pemanfaatan hidrogen secara komersial di Indonesia," tutup Arifin.
***