Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Penjelasan Soal Bahaya Menyalakan Lampu Kabin Mobil di Malam Hari
10 Desember 2018 16:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB

ADVERTISEMENT
Penerangan mobil tidak hanya tersematkan pada bagian luarnya saja. Di dalam, ada juga lampu kabin yang umumnya terletak pada plafon bagian depan dan atau tengah.
ADVERTISEMENT
Fungsinya serupa, yakni untuk menerangi bagian interior mobil saat mencari barang pada malam hari atau saat kondisi yang kurang cahaya.
Tak hanya itu, lampu kabin juga berfungsi sebagai indikator adanya pintu yang belum tertutup secara sempurna. Apabila diaktifkan, lampu tidak akan mati ketika masih ada pintu yang belum tertutup rapat.

Namun ingatkah Anda ada anjuran untuk tidak menyalakan sambil menyetir pada malam hari? Ternyata ada alasan ilmiah yang menyangkut keselamatan mengemudi.
Seperti mengutip Carsguide, lampu kabin yang menyala dapat memantul melalui permukaan interior mobil. Akibatnya mata akan terfokus pada area kabin daripada ke depan.
Ini karena pada malam hari, pupil mata akan berubah ukurannya sesuai intensitas cahaya yang masuk. Saat lampu kabin dihidupkan, pupil akan mengecil dan membuat intensitas cahaya yang masuk lebih sedikit.

Pada saat yang bersamaan, kondisi luar kabin yang gelap akan sulit untuk dilihat karena fokus penglihatan area kabin karena intensitas cahaya tadi.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, dalam keadaan gelap atau lampu kabin yang tidak dihidupkan, membuat pupil mata dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya di luar. Penjelasan ilmiah ini dipercaya dapat meningkatkan aspek keselamatan saat mengemudi di malam hari.
Picu kecelakaan pengguna jalan lain
Pancaran lampu kabin yang menyala juga membahayakan pengguna jalan lain pada malam hari. Saat mata pengemudi terfokus ke arah depan, dan melihat adanya mobil yang melaju berlawanan dengan kabin yang terang, konsentrasi bisa terpecah.
Dalam artian mata akan tertuju pada objek yang terang --pada mobil yang lampu kabinnya menyala-- daripada ke depan, sehingga potensi kecelakaan bisa terjadi.