Penjualan Motor 2019 Naik Tipis, Proyeksi 2020 Realistis

19 Januari 2020 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sepeda motor di diler. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sepeda motor di diler. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Penjualan sepeda motor mencapai angka 6.487.430 unit sepanjang 2019. Mengacu pada data distribusi (dari pabrik ke diler) yang diterima kumparan, perolehan tersebut tumbuh tipis 1,63 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada 2018 lalu, penjualan di pasar domestik hanya sebanyak 6.383.111 unit saja. Artinya ada kelebihan 104.319 unit pada tahun lalu.
Capaian positif itu tak terlepas dari stabilnya kondisi ekonomi, termasuk harga komoditas dan suku bunga yang stabil, serta tak terpengaruhnya konsumen roda dua terhadap kondisi politik 2019.
Distribusi sepeda motor 2018 dan 2019. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri
"Soal kondisi politik segmen ini lebih kebal, yang penting mereka masih bisa beraktivitas dan bekerja. Berbeda dengan pembeli mobil yang khawatir akan kondisi tersebut, apalagi bila sampai ribut-ribut, bisa tak jadi beli," ujar Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala kepada kumparan.

Target realistis 2020

Soal proyeksi torehan di tahun ini, AISI nampaknya hanya mematok target realistis. Iya paling tidak, jumlah penjualan sepeda motor 2020 sama dengan 2019.
ADVERTISEMENT
Ini seperti disampaikan Sekretaris Jenderal AISI Hari Budiarto kepada kumparan. Ya walaupun dirinya juga masih berharap akan ada keajaiban, sehingga masih bisa bertumbuh.
Presiden Joko Widodo mencoba motor Honda saat mengunjungi Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018. Foto: Intan/Biro Pers Setpres
"Di angka 6,4 juta unit. Semoga masih bisa tumbuh lagi," katanya.
Sigit menambahkan, tarif-tarif yang akan mengalami kenaikan ke depannya, diharapkan tak akan memberatkan segmen menengah ke bawah. Tentu supaya industri sepeda motor bisa naik.
"Seperti kenaikan tarif listrik, biaya kepengurusan NJKB, saya tidak tahu akan naik berapa persen lagi, kemudian tarif BPJS," ucapnya.