Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Pernah mendengar kata force limiter atau pretensioner? Ya, dua kata tersebut kerap dikaitkan pada sabuk keselamatan atau seat belt mobil.
Apalagi pada mobil keluaran terbaru, kedua nama tadi sering muncul di brosur maupun iklan sebagai teknologi tambahan di sabuk keselamatan.
Tapi, apakah itu force limiter dan pretensioner?
Kepada kumparan, Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan, secara keseluruhan keduanya punya peran penting untuk mengurangi cedera pada area dada manakala terjadi benturan.
Jadi pada saat seatbelt bekerja menahan gaya dorong, area tulang selangka dan dada yang jadi tumpuan tidak akan begitu sesak.
"Pretensioner adalah sistem yang secara efektif menahan gaya dorong penumpang dengan segera menarik seatbelt saat terjadi tabrakan frontal," jelas Didi kepada kumparan.
Bila melansir Howstuffworks, kerja pretensioner berkaitan dengan sensor mekanisme airbag. Sehingga, ketika sensor membaca adanya benturan, sistem langsung bekerja menarik seatbelt dan menjaga pengemudi tetap pada kursinya.
Lewat mekanisme ini, jarak antara tubuh pengemudi dengan berkembangnya airbag bisa terjaga.
Berdasarkan catatan myairbags, sistem pretensioner seperti kantung udara, apabila sudah bekerja (ketika tabrakan), maka harus diatur ulang supaya fungsinya bisa dimanfaatkan kembali.
Nah, kerja pretensioner dibantu oleh force limiter. Piranti ini punya mekanisme yang bertolak belakang dari pretensioner.
"Force limiter bekerja setelah pretensioner bekerja, yaitu membantu pengontrolan beban dari seatbelt untuk mengurangi dampak terhadap dada penumpang atau pengemudi," tambah Didi.
Dengan adanya force limiter, dampak dari kerja pretensioner bisa diminimalisir. Karena setelah sabuk mengikat kencang, force limiter langsung aktif mengendurkan sabuk secara perlahan. Lebih lanjut dada pengemudi atau penumpang tidak begitu terasa tertekan.
"Jika terjadi kecelakaan frontal, sebelum airbag mengembang, pretensioner akan menarik seatbelt sekitar 15 cm, setelah itu bersamaan force limiter memajukan seat belt 20 cm dan mengembangnya airbag," Didi menambahkan.
Contoh mudahnya bila melihat potongan video uji tabrak yang dilakukan asosiasi pengujian mobil baru seperti ASEAN NCAP, EURO NCAP atau GLOBAL NCAP. Orang palsu alias dummy yang ada di dalam kabin akan terdorong ke depan sedikit, sesaat setelah terjadinya tabrakan.
Ini karena force limiter bekerja mengulur beberapa senti meter sabuk keselamatan.
Kendati begitu kata Didi, tidak ada indikator atau penanda yang disediakan pabrikan kalau seatbelt yang tersedia mengandung pretensioner dan force limiter. Sebutnya, bisa mengetahuinya melalui buku pedoman pemilik kendaraan.