Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Maintenance Management 4.0 PT Petrolab Services, Ponco Susilo mengatakan, ada beberapa penyebab timbulnya asap tebal pada mesin mobil diesel .
“Pertama, itu ruang bakarnya kotor, tidak dibersihkan saat perawatan berkala. Lama-lama pembakarannya akan tidak sempurna dan menghasilkan asap hitam tebal,” katanya di seminar daring belum lama ini.
Kedua, penyebab timbulnya asap tebal pada mobil diesel adalah tersumbatnya filter udara. Asupan udara yang kurang bisa menyebabkan bahan bakar terlalu banyak digunakan.
“Filter udara yang kotor ini paling banyak ditemui. Ini harus diganti secara rutin tergantung condition based yang ada. Kalau dari pabrikan kan 10.000 kilometer, kalau sering offroad, atau lewat jalanan berdebu lebih baik dipercepat bisa 5.000 kilometer,” ujarnya.
Mesin diesel yang sudah mengalami black smoke harus segera ditangani. Sebab, efeknya cukup berbahaya bila dibiarkan terus-menerus.
ADVERTISEMENT
“Mesin diesel yang mengalami black smoke kalau dibiarkan akan berbahaya bagi mesin, sebab deposit atau kerak karbon yang tebal bisa terbentuk di mesin. Bahkan, itu bisa menempel dan sulit dibersihkan,” terangnya.
Kalau sudah sulit dibersihkan atau melekat pada piston, dampak terburuknya adalah kebocoran kompresi. Akhirnya, menyebabkan kebocoran kompresi yang membuat mobil sulit untuk dihidupkan.
“Hal terburuk kalau kompresinya bocor, ya kerusakan pada komponen blok mesin. Seperti, kruk as, setang piston dan pistonnya. Ini harus turun mesin dan biaya yang dikeluarkan jadi besar. Bisa, 70 persen dari harga mesin baru-nya,” urainya.
Untuk menghindari terjadinya fenomena asap hitam pada mesin diesel, pemilik harus rutin melakukan servis berkala sesuai jadwal. Sistem bahan bakar, kondisi ruang mesin, hingga filter udara akan dicek secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
“Kuncinya lakukan sesuai dengan condition based. Kalau sering digunakan, usahakan perpendek menjadi 5.000 kilometer atau 250 jam. Kalau pemakaian biasa atau tak terlalu sering macet-macetan, bisa 10 ribu kilometer atau 500 jam pemakaian,” pungkasnya.