Perang Rusia-Ukraina Bisa Perpanjang Krisis Chip Industri Otomotif

27 Februari 2022 9:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Toyota. Foto: Wall Street Journal
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Toyota. Foto: Wall Street Journal
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat. Konflik ini sangat berdampak pada kelangsungan suplai, seperti chip semikonduktor.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Techet, Rusia memproduksi neon, senyawa gas yang menjadi produk sampingan dari pembuatan baja yang kemudian dimurnikan oleh perusahaan asal Ukraina.
Terakhir kali Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina di tahun 2014, harga gas neon melonjak 600 persen.
“Konflik ini akan berdampak pada chip semikonduktor, ini akan terus membatasi sumber chip yang masuk ke industri otomotif,” ujar Presiden dan CEO Techet, Lita Shon-Roy.
Meski banyak pabrikan yang memprediksi krisis ini akan membaik pada tahun 2022, konflik Rusia-Ukraina nampaknya akan memperpanjang krisis chip semikonduktor lebih lanjut.
Tak sampai situ saja, Rusia juga menjadi pemasok utama palladium, bersamaan dengan Afrika Selatan, dan memasok sekitar 33 persen permintaan global.
Ilustrasi chip di motherboard komputer. Foto: Axonite via Pixabay
Bagi industri otomotif, palladium menjadi logam utama yang digunakan untuk catalytic converter. Alat tersebut memiliki peranan untuk mengurangi emisi gas buang karbon dari kendaraan.
ADVERTISEMENT
“Industri otomotif akan sangat berdampak dari konflik ini, pasti,” lanjut Shon-Roy.
Kendati demikian, mengutip dari Reuters, perusahaan chip semikonduktor besar sudah bersiap menghadapi pasokan yang terbatas akibat konflik Rusia-Ukraina dengan penimbunan bahan baku dan pengadaan yang beragam.
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
“Kami memahami beberapa laporan tentang potensi gangguan pasokan mineral dan gas mulia akibat ketegangan yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, yang cukup mengkhawatirkan bagi industri semikonduktor,” jelas pembuat chip Micron Technology mengutip Reuters.
Sejak tahun 2020, chip semikonduktor menjadi langka dan kelangkaan tersebut sangat merugikan industri otomotif. Alhasil, beberapa pabrikan harus memangkas produksi atau ada yang mengalami keterlambatan pengiriman.