Posisi Duduk yang Benar untuk Pembonceng Sepeda Motor

11 November 2019 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menggunakan HP ketika berkendara. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menggunakan HP ketika berkendara. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak cuma pengendara, pembonceng sepeda motor seyogyanya harus mengutamakan keselamatan berkendara. Caranya mudah dan sederhana, ketika duduk, maka duduklah dengan posisi ideal.
ADVERTISEMENT
Ideal di sini bukan berarti harus duduk kaku kemudian tangan mencengkeram behel motor, atau pinggang pengendara erat-erat, melainkan harus terbiasa dinamis.
Dinamis, seperti dikatakan Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani, berarti duduknya harus seirama dengan pengendaranya.
"Kalau pengendara ke kiri, maka ikuti ke kiri maupun sebaliknya. Jangan ketika pengendaranya belok kiri kemudian refleks ke kanan, itu berbahaya," jelas Agus kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Gerakan ini juga berpengaruh terhadap keseimbangan sepeda motor, apalagi ketika menikung, pembonceng juga wajib tahu memposisikan titik berat secara keseluruhan.
llustasri berboncengan saat naik motor. Foto: istimewa
Agar bisa mengikuti gerakan, kata Agus adalah dengan memeluk si pengendara. Bilamana tidak memungkinkan, maka kedua tangan wajib memegang behel sambil menggerakan badan yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Kemudian tak kalah penting, jarak duduk juga tidak boleh terlalu jauh. Posisikan kaki mendekati bagian pinggul pengendara.
Efeknya tentu supaya dapat menjaga keseimbangan ketika duduk.
"Kalau terlalu jauh tentu motor tidak stabil, ayunan suspensi lebih besar. Kemudian posisi kaki jangan dibuka lebar, takutnya berbenturan dengan kendaraan lain bisa jatuh," tambahnya.
llustasri berboncengan saat naik motor. Foto: istimewa
Terakhir, pastikan pembonceng juga sadar akan perlengkapan berkendara yang dikenakan. Minimal harus serupa seperti pengendaranya, menggunakan jaket, helm, sarung tangan, sampai sepatu yang menutupi mata kaki.
Bukannya tanpa sebab, tentu sebagai upaya meminimalisir luka maupun cedera.
"Pembonceng itu juga harus dalam keadaan siap kayak pengendaranya. Harus siap refleks dalam keadaan apapun," katanya.