Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Agen Pemegang Merek (APM) mengungkapkan kekhawatiran, terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, di mana pada Jumat (20/3) lalu sampai menembus angka Rp 16.550.
ADVERTISEMENT
Potensi pelemahan pun diprediksi masih sangat mungkin terjadi ke depannya, bahkan bukan tidak mungkin bisa menyamai masa krisis 1998 lalu, mencapai Rp 16.950.
“Bila dalam jangka waktu yang lama, pasti ada kemungkinan berdampak ke harga mobil CBU. Meskipun untuk saat ini belum ya,” ucap Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) saat dihubungi kumparan.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, juga mengungkapkan hal senada.
“Apabila ini berkepanjangan tentu akan berpengaruh ya, biasanya yang akan langsung merasakan dampaknya, ya daya beli konsumen yang melemah,” terang Billy.
Kedua pabrikan mobil Jepang itu terus memantau perkembangan perekonomian tersebut. Itu dirasa perlu, untuk menyiapkan berbagai langkah strategis di sisa tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Sementara ini kami akan terus lihat dulu trennya seperti apa, pastinya kami akan pantau terus per bulan seberapa besar kemungkinan naiknya (nilai tukar rupiah terhadap dolar),” jelas Anton.
“Kami akan terus monitor terhadap kemungkinan perubahan-perubahan yang bisa terjadi setiap saat ini,” tutur Billy.
Sementara itu, jenama asal Jerman BMW, mengaku belum begitu merasakan dampak. Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania, sampai saat ini impor produk CBU atau suku cadang, masih terkendali dan belum mengalami masalah.
“Belum ada dampak signifikan, karena sebagai perusahaan asal Jerman, mata uang euro lebih memegang peranan penting terhadap BMW,” ucap Jodie.
Meski demikian, Jodie tetap berharap permasalahan tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut, segera dapat teratasi bersama dengan meredanya pandemi virus Corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT