Royal Enfield Membidik Pasar Motor Kelas Menengah Indonesia

23 Februari 2018 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Royal Enfield (Foto: Aditya Pratama Niagara)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Enfield (Foto: Aditya Pratama Niagara)
ADVERTISEMENT
Royal Enfield (RE) adalah salah satu pabrikan sepeda motor paling tua yang ada di dunia. Sudah lebih dari satu abad mereka menghadirkan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Berawal dari Inggris, pada awalnya mereka memproduksi sepeda dan quadricycle (gerobak dengan pedal). Hingga tahun 1901 akhirnya mereka menghadirkan sepeda motor pertama mereka yang bermesin 239 cc.
Melalui beragam peristiwa seperti perang dunia tidak menghentikan pabrikan ini untuk memproduksi sepeda motor. Tahun 1955, Enfield India akhirnya lahir. Tidak hanya tumbuh, akhirnya malah Royal Enfield menjadi berpusat di Chennai, Tamil Nadu, di India, kala pabrikannya di Inggris bangkrut pada tahun 1967.
Meski pabrikan perintis mereka harus gulung tikar, warisan dari Royal Enfield masih nyata bisa dirasakan dalam The Royal Enfield Bullet, sepeda motor yang pertama dibuat pada tahun 1948. Tidak aneh kalau motor ini juga diketahui sebagai sepeda motor dengan masa hidup paling panjang sampai saat ini.
Royal Enfield (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Enfield (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
Berpusat di Asia Selatan, Royal Enfield akhirnya mampir ke Indonesia. Januari 2016 adalah pertama kalinya motor klasik ini hadir di Tanah Air. Meski masih menjadi 'anak baru' di dunia otomotif roda dua lokal, Royal Einfield disambut cukup baik oleh penggemar motor retro Inggris di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat pertumbuhan dalam dua tahun terakhir sangat positif. Dapat dilihat dari pertumbuhan pengendara dan juga touch point kami. Saat ini kami sudah memiliki dua full dealership, satu di Jakarta tepatnya di Pejaten, satu lagi di Bali di Sunset Road," cerita Country Manager RE Indonesia Irvino Edwardly.
Apa yang dikatakan Vino sendiri juga bisa dirasakan dari diler mereka yang tidak pernah sepi. Bukan hanya jumlahnya yang terus bertambah, pengendara RE di Indonesia juga bisa dikatakan memiliki keterikatan yang kuat.
Royal Enfield (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Enfield (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
Vino juga menegaskan bahwa Royal Enfield memfokuskan diri di kelas sepeda motor kelas menengah.
"Kita coba berkonsentrasi pada mid size segment, yaitu (sepeda motor) antara 250-750 cc. Apakah ke depannya kita mau mengembangkan ke model lain? Mungkin saat ini belum ada ke arah sana. Fokus Royal Enfield adalah mengembangkan dan menjadi market leader di segmen mid size semua market terutama di Indonesia," sebut dia.
ADVERTISEMENT
Sepeda Motor Royal Enfield
Gerak-gerik RE untuk menyisir pasar di Indonesia juga bisa dikatakan cukup ambisius. Baru dua tahun di Indonesia, mereka sudah memiliki empat model.
Model paling legendaris, Royal Enfield Bullet hadir dengan dua pilihan tipe 350 dan 500 --merujuk pada cc.
Selain itu ada juga Royal Enfield Classic 350 dan 500 namun dengan pilihan livery yang lebih beragam. Tidak heran kalau Royal Enfield Classic mendapat keistimewaan ini. Menurut Vino baik Classic 350 maupun 500 menjadi varian paling favorit di pasar Indonesia.
Royal Enfield Classic (Foto: dok. Royal Enfield)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Enfield Classic (Foto: dok. Royal Enfield)
"Makanya kita bawa dua model baru pada perayaan anniversary diler kedua," sebut Vino merujuk ke Royal Enfield Classic 350 Gunmetal Grey dan Classic 500 Stealth Black yang baru saja hadir ke Indonesia awal bulan Februari kemarin.
ADVERTISEMENT
Selain itu Royal Enfield Indonesia juga masih punya Rumbler 500 sebagai motor bergaya touring dan Continental GT dalam katalog cafe racer-nya.
Tidak berhenti di situ rencananya mereka juga akan menghadirkan Royal Enfield Himalayan yang merupakan sepeda motor segala medan dalam waktu dekat ini.
"Model baru, kita sangat mengharapkan. Himalayan sendiri sekarang sudah masuk ke homologasi. Sehingga dalam waktu tidak terlalu jauh semoga kami bisa segera mengenalkan Himalayan," tutup Vino.