Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sarung Tangan Motor: Dari Fesyen ke Lintasan Balap
2 Maret 2019 10:11 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
ADVERTISEMENT
Tak banyak literasi memberi penjelasan, kapan sarung tangan mulai lumrah sebagai perlengkapan berkendara sepeda motor. Kebanyakan orang mungkin beranggapan, aksesori pelindung tangan lahir seiring berkembangnya industri sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Tetapi, faktanya tidak demikian. Sarung tangan justru lahir dari industri pakaian musim dingin. Adalah Gloversville, sebuah tempat di bagian utara New York, Amerika Serikat, yang menjadi basis dari industri sarung tangan. Saking banyaknya pabrik sarung tangan di sana, pemerintah akhirnya meresmikan nama baru bagi wilayah itu: Gloversville.
Technical Support dari DeRide Store*, Irwansyah, menjelaskan bahwa kala itu produksi sarung tangan merupakan aksesori tambahan untuk pakaian hangat. Materialnya pun mayoritas menggunakan kulit sapi atau domba.
Belakangan, penggunaannya mulai diadopsi dalam olah raga balap motor. Menjamurnya aktivitas balap kemudian mendorong produksi sarung tangan untuk sepeda motor. Desain dan fungsinya pun lebih kompleks.
"Sarung tangan itu dulunya dipakai pebalap Grand Prix 1934 (awal mula Formula 1) supaya nge-grip, karena setang kemudi dulu kan dari kayu, pastinya licin, jadi perkembangannya mulai dari situ kemudian masuk ke motor untuk balap GP500," papar Irwan, yang pernah mengenyam pendidikan teknis produk apparel Alpinestars ini.
Seperti balapan Grand Prix, para pebalap GP500 juga mengenakan sarung tangan untuk meningkatkan cengkraman tangan. Di awal penggunaan, sisi keselamatannya pun bisa dibilang tidak seberapa dan desainnya belum menutupi pergelangan tangan secara sempurna.
ADVERTISEMENT
Lambat laun, produsen sarung tangan sepeda motor bermunculan. Riset dan pengembangan pun mulai berjalan. Bila dulu hanya terbuat dari kulit, sarung tangan berbahan fabric atau kombinasi keduanya pun bermunculan.
"Perubahan besar-besaran itu tahun 1990-an, ada divisi apparel buat racing, dari situ mulai berkembang gloves (istilah sarung tangan) yang sudah ada protector-nya, umumnya dari bahan plastik," tutur Irwan.
Bentuk sarung tangan pun mulai berkembang hingga seperti saat ini: panjangnya menutupi area pergelangan tangan, ditambah bagian terluarnya dilapisi plastik, logam titanium atau campuran karet agar menyerap energi benturan atau gesekan apabila sewaktu-waktu jatuh.
Standard
Masuk ke era 2000-an, setiap sarung tangan motor berproteksi yang dibuat tidak boleh asal. Ada standardEN 13594:2002 yang harus dipatuhi. Standar ini pun memunculkan inovasi penambahan kevlar pada bagian dalam, batok knuckle serat karbon, dan material anti-air biar bisa digunakan di bawah guyuran hujan.
Di samping itu, sarung tangan motor juga harus memiliki flexible zone pada ruas jempol sarung tangan. Gunanya agar jempol bisa bergerak leluasa mengaktifkan berbagai macam tombol yang ada pada handle grip motor.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk proteksi tambahan, selain perekat velcro, umumnya ada pula pengait untuk menjaga kekencangan sarung tangan itu sendiri. "Pakai sarung tangan itu sebenarnya harus ketat, supaya proteksinya tepat sasaran," imbuh Irwan.
Lima belas tahun kemudian, standardisasi tersebut direvisi menjadi EN 13594:2015, yang punya dua level proteksi dan harus mencakup ketahanan jangka panjang.
Proteksi level pertama menjanjikan perlindungan yang rendah, namun memberikan keluwesan yang lebih besar. Sementara pada level dua, harus memberikan proteksi lebih besar, tapi harus dibayar dengan penggunaan material yang tahan punya durabilitas tinggi.
Sampai-sampai, untuk menjawab kebutuhan masa kini soal penggunaan gawai layar sentuh, pabrikan pun menyediakan berbagai macam sarung tangan yang ujungnya sensitif terhadap layar sentuh.
"Inovasi proteksi kan lahir berkat riset dari sirkuit, sarung tangan akan dibuat lebih tebal dan diberi protector pada bagian yang sering kena gesekan, seperti bagian telapak, pergelangan, pokoknya ruas tangan yang tulangnya menonjol," kata Irwan.
ADVERTISEMENT
Inovasi lain yang bisa kamu temui ada pada model sarung tangan balap motor, yang bagian jari manis dan kelingkingnya menyatu. Irwan mengutarakan kalau desain seperti itu, sengaja dibuat biar kelingking tidak mudah patah.
Jenis sarung tangan dan gaya hidup
Makin banyaknya kelas balap sepeda motor, kebutuhan sarung tangan di masing-masing kompetisi pun berbeda. Pada kejuaraan motorcross misalnya, sarung tangan justru dibuat minim unsur proteksinya. Sebabnya, pebalap butuh gerakan yang dinamis untuk bermanuver, terlebih bila jatuh pun ke tanah yang lembek, tidak seperti balap motor on road yang pergerakannya statis dan medan jalannya keras.
Bukan cuma urusan kompetisi, sarung tangan bahkan mulai menjadi kebutuhan. Jenisnya juga beragam, dari yang bentuknya full menutupi jari tangan, ada juga yang hanya half finger yang terbuat dari kain fabric biasa atau kulit sintetis ditambah busa tipis buat riding sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, sering kali ditemui di pinggiran jalan model sarung tangan setengah jari yang terbuat dari polyester, mesh berjaring atau fabric, untuk menghindari pancaran sinar matahari secara langsung, juga tetap adem dipakai. Sementara untuk pemotor wanita, ada juga sarung tangan yang menyesuaikan bentuk jarinya yang ramping, meskipun gloves yang dibuat itu umumnya unisex.
Catatan:
*DeRide Store merupakan gerai penyedia perlengkapan berkendara sepeda motor yang berlokasi di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
---
Ikuti cerita lainnya di kumparan tentang pentingnya penggunaan sarung tangan motor dengan follow topik Sengsara Tanpa Sarung Tangan Motor