Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Satu Merek Mobil Jepang Tumbang, Korea Selatan Siap Menyerang
28 November 2019 18:35 WIB
Diperbarui 11 Desember 2019 17:57 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini yang jadi pertanyaan. Setelah stoknya habis apakah Datsun akan melanjutkan eksistensi di dalam negeri, lewat produk impor dari fasilitas terdekat, atau memilih lenyap dari Indonesia.
Melontarkan hal tersebut kepada Head of Communication PT NMI, Hana Maharani menolak menjawabnya. "Ganti topik yang lain mungkin," ucapnya kepada kumparan beberapa waktu lalu lewat sambungan telepon.
Walaupun ini belum dikonfirmasi langsung Nissan Motor Indonesia (NMI), tapi pihak Kementerian Perindustrian sudah mengiyakan informasi tersebut.
Seperti petir di siang bolong, kabar tersebut tentu mengejutkan. Mengingat merek yang tumbang kali ini berdarah Jepang, yang sudah sangat dipercaya untuk urusan otomotif, oleh publik negeri ini.
Jualan amblas
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika kepada kumparan menyebut, salah satu alasan Datsun setop produksi karena penjualannya di bawah skala ekonomi.
ADVERTISEMENT
Skala ekonomi (economies of scale) sendiri, merupakan titik turunnya biaya produksi per unit, seiring dengan meningkatnya volume produksi.
Namun yang mungkin terjadi pada Datsun malah kebalikannya. Volume produksi yang sedikit, membuat biaya produksi makin mahal.
Efeknya, sulit menentukan harga jual yang kompetitif, dengan tetap memperoleh margin keuntungan yang diharapkan. Jadi realistis, bila keputusan yang diambil adalah penyetopan produksi.
Iya faktanya, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Datsun terus menurun. Terparahnya yaitu di 2017, sampai minus 58,88 persen.
Lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut.
Hyundai datang
Sempat berbincang dengan Ketua Umum Gaikindo Johannes Nangoi beberapa waktu lalu. Dirinya menyebut, pasar Indonesia bagaimanapun masih sangat potensial dan jadi incaran.
ADVERTISEMENT
Meski mengakui beberapa pabrikan tumbang di tengah kondisi lesu ini, dirinya optimis kalau pasar otomotif dalam negeri masih bisa berkembang.
"Lihat saja, satu hilang nanti ada lagi yang masuk," ucapnya kepada kumparan.
Iya benar saja, di tengah kondisi pasar otomotif Indonesia yang lesu, raksasa asal Korea selatan Hyundai resmi akan berinvestasi sampai lebih dari 20 triliun atau 1,55 miliar dolar AS.
Gelontoran dana sebesar itu, jadi gertakan awal kalau mereka tak main-main, dan serius mau jadikan Indonesia basis produksi. Tak hanya berkembang sendirian, Hyundai bisa jadi juga akan berkolaborasi dengan Kia, demi memperkuat posisinya di Indonesia.
Nah supaya tidak ketinggalan, update terus informasi industri otomotif di kumparan.