Solusi Bosch untuk Jaga Kualitas Produksi Pabrikan Mobil

23 Oktober 2020 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pabrik Otomotif di Wuhan, China  Foto: REUTERS/Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pabrik Otomotif di Wuhan, China Foto: REUTERS/Aly Song
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia, tak dipungkiri turut memukul industri otomotif di Tanah Air. Bahkan, sepanjang Maret hingga April 2020 lalu, beberapa pabrik mobil dan pabrik motor harus berhenti beroperasi sementara akibat adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
ADVERTISEMENT
Selepas berakhirnya masa PSBB, industri otomotif pun belum 100 persen pulih. Pemerintah masih memberlakukan pembatasan aktivitas di industri dengan membatasi pekerja yang bekerja dalam satu waktu, guna mencegah penyebaran COVID-19.
Kondisi itu pun, mau tak mau turut berdampak pada kapasitas produksi pabrik yang jadi menurun. Sehingga tak bisa maksimal dalam memproduksi kendaraan bermotor.
Melihat fenomena tersebut, perusahaan penyedia layanan dan teknologi otomotif asal Jerman, Bosch, kini menghadirkan inovasi canggih bernama Nexeed Industrial Application System. Sebuah aplikasi digital yang berguna memantau proses produksi pada pabrik secara real time.
Nexeed Application System dari Bosch Indonesia. Foto: dok. Bosch Indonesia
Lanjut Dhuha, bagi industri otomotif yang sudah menggunakan sistem Nexeed ini, maka dapat mengurangi jumlah tenaga kerjanya di lapangan dengan mempekerjakannya dari rumah. Hal itu dikarenakan sistem Nexeed ini dapat memungkinkan pekerja untuk tetap memantau proses produksi dari rumah.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, penggunaan Nexeed Application System ini juga diklaim mampu meningkatkan kapasitas produksi suatu pabrik, meminimalisir potensi kesalahan, dan memberikan transparansi terkait proses dan rantai produksi.
Nexeed Application System dari Bosch Indonesia. Foto: dok. Bosch Indonesia

Jaga kualitas produksi

Selain memiliki manfaat dalam hal produksi, hadirnya sistem ini juga diklaim mampu mendeteksi secara dini, potensi-potensi terjadinya kesalahan pada saat proses produksi.
Pun bagi kendaraan yang telah diproduksi dan diindikasikan ada potensi kerusakan, maka sistem dapat dengan cepat mencari tahu di mana dan penyebab kerusakan tersebut. Sehingga, kerusakan itu tidak berlanjut pada kendaraan-kendaraan berikutnya yang akan diproduksi.
"Misal seandainya pabrik itu ada klaim dari customer terkait produknya, biasanya pabrikan yang belum menerapkan digitalisasi seperti Nexeed, pasti akan kesulitan untuk mengetahui oh kerusakan ini karena apa ya, karena di proses apa ya, di hari apa ya, jam berapa ya. Nah dengan adanya ini, mereka jadi dapat ngecek secara cepat dan real time sesuai Vin Numbernya,"terang Dhuha.
Nexeed Application System dari Bosch Indonesia. Foto: dok. Bosch Indonesia
Saat ini, lanjut Dhuha, beberapa pabrikan pun sudah mulai menerapkan aplikasi digitalisasi Nexeed dari Bosch tersebut.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)