Spesifikasi Moge yang Ditunggangi Putra Ketua Mahkamah Agung

21 Juni 2019 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohamad Irfan putra Ketua MA Hatta Ali meninggal dalam kecelakaan motor di Namibia, Afrika Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mohamad Irfan putra Ketua MA Hatta Ali meninggal dalam kecelakaan motor di Namibia, Afrika Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Putra Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Mohammad Irfan, tutup usia dalam insiden kecelakaan tunggal di Namibia, Afrika Selatan. Diketahui Irfan menunggangi moge BMW R 1200 GS, yang jadi model ikonik pabrikan.
ADVERTISEMENT
Almarhum Mohammad Irfan yang menunggangi BMW R 1200 GS tergabung dalam tim Motorcycle Touring Nostalgia, yang melakukan perjalanan jauh selama 19 hari menempuh jarak 4.700 km menjelajahi 5 negara di Afrika meliputi Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, dan Zambia.
Berdasarkan data spesifikasinya, BMW R 1200 GS menggendong mesin boxer berkubikasi 1.170 cc dua silinder DOHC yang menjanjikan tenaga 123 dk pada 7.750 rpm dan torsi maksimum 125 Nm yang dicapai pada putaran 6.500 rpm lewat transmisi manual 6-percepatan.
Lewat penyaluran tenaga yang besar itu, membuatnya cocok digunakan banyak orang untuk berpergian jauh. Akselerasinya juga bisa dibilang cepat ketimbang motor lain. Makanya jangan heran bila motor tipe ini sering dipacu pada kecepatan tinggi.
Mohamad Irfan putra Ketua MA Hatta Ali meninggal dalam kecelakaan motor di Namibia, Afrika Foto: Istimewa
Belum sampai di situ, kemampuan motornya juga dual purpose, yang artinya bisa mengaspal atau melahap medan off road ringan.
ADVERTISEMENT
Secara bobot dalam keadaan kering, berkisar 205 kg. Itu pun belum ditambah volume oli dan bensin full tank yang ditotal menjadi 238 kg. Ya bisa dibilang beratnya hampir menyamai dua kali bobot Honda Vario 150.
Kemudian menyoal dimensi moge ini, panjangnya 1.450 mm, lebar 953 mm, tinggi 2.210 mm dan panjang sumbu roda 1.507 mm. Sementara ketinggian joknya mencapai 850 mm untuk posisi pengaturan yang paling rendah. Bila dibandingkan dengan matik biasa, tinggi joknya itu punya selisih sekitar 15 cm.
Soal kendali motor besar ini, instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengungkapkan tidak sembarangan orang bisa mengendarainya.
Sekalipun orang awam, dia harus memahami karakter dimensi, bobot, maupun tenaga mesinnya. "Jangan sama ratakan motor besar dengan motor umumnya di jalan, karena moge punya karakteristik yang berbeda," katanya kepada kumparan, Kamis (20/6)..
ADVERTISEMENT
Belum lagi memahami pengeremannya. Karena punya output tenaga yang besar, tentunya harus dipadupadankan dengan piranti pengereman yang mumpuni.
Untuk itu, pabrikan yang berpusat di Jerman ini menyematkan dua cakram pada bagian depan dan satu cakram pada bagian belakang. Biar menunjang keselamatan, fitur ABS pun tak lupa ditanamkan.
"Tenaga besar moge yang jauh lebih responsif dibanding motor lain, harus membutuhkan jarak pengereman yang lebih panjang dan kesiapan pengendara untuk melakukan antisipasi bila terjadi hal yang tidak diinginkan," tambahnya.
Kemudian soal kemampuannya untuk memberikan kenyamanan, sudah ada suspensi yang disebut pabrikan sebagai BMW Motorrad Telelever. Jadi tidak seperti motor lain, suspensinya ini disematkan pada rangka bagian dalam, kalau ditotal, motor ini bagian depannya punya tiga buah suspensi --termasuk pada garpu depan--.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada bagian belakang, berupa lengan ayun BMW Motorrad Paralever yang bisa diatur pengaturan bantingan atau cepat-lambatnya per berbalik.
Peredam getaran juga dimaksimalkan dengan penggunaan ban berprofil 120/70 ring 19 untuk bagian depan, dan 170/60 ring 17 pada bagian depan.
Bicara banderolnya, unit bekas moge adventure ini dijual sekitar Rp 500 jutaan, sementara harga barunya dengan kubikasi yang lebih besar bisa hampir Rp 900 jutaan.