Supaya Mobil Bermesin Turbo Tetap Berperforma Baik

29 September 2019 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
All new Honda Accord 2019 Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
All new Honda Accord 2019 Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beragam pabrikan mobil yang ada di Indonesia, saat ini sudah mulai mengaplikasikan mesin berkapasitas kecil yang ditunjang turbocharger. Dengan mekanisme induksi paksa tersebut, diharapkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih optimal sekaligus efisiensi bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, perawatan pada mesin dengan turbocharger tentu tidak bisa sembarangan, ada beberapa hal yang harus betul-betul diperhatikan oleh para pemilik mobil.
Hadi Taruna, kepala mekanik tim balap Pertamax Turbo GRT serta pemilik bengkel Engine Block Autoworks, mengatakan bahwa sedikitnya ada 3 hal yang harus sangat diperhatikan pada mesin dengan turbocharger.
“Mesin dengan turbo itu kan punya karakter yang sangat panas pada temperatur mesinnya, jadi ketiga hal ini memang harus bener-bener diperhatikan,” ujar pria yang akrab disapa Hatar tersebut.
ilustrasi oli mesin Foto: Istimewa
Hatar menjelaskan, pada mesin dengan turbo, penggunaan jenis oli dengan Society of Automotive Engineers (SAE) dan API Service yang tepat sangat mempengaruhi kinerja dan usia turbo tersebut.
ADVERTISEMENT
“Untuk mobil ber-turbo, memilih oli jangan sekedar melihat merek dan SAE saja, tapi harus melihat API Service-nya juga. Itu sangat penting. Soalnya API Service menentukan apakah oli tersebut memang diperuntukkan untuk mesin dengan turbo atau tidak,” jelas Hatar Hadi saat ditemui di workshop-nya, Sabtu (29/9) siang.
Untuk mengetahui SAE dan API Service yang direkomendasikan untuk mobil tersebut, dapat dilihat pada buku manual. Penggunaan oli dengan SAE dan API Service yang tidak sesuai, berpotensi menyebabkan panas berlebih pada temperatur oli.
Ilustrasi kekentalan oli mesin Foto: Istimewa
“Dampaknya panas ke temperatur oli. Nah kalau sering panas si temperatur oli tersebut, otomatis bisa mengakibatkan bushing dan flange turbo jadi cepat rusak, ke metal mesin juga sama, jadi cepat rusak,” papar Hatar.
ADVERTISEMENT
com-Ilustrasi Mengisi Bahan Bakar Kendaraan Foto: Shutterstock
Lalu yang kedua, Hatar juga mengingatkan agar pemilik mobil jangan menyepelekan masalah penggunaan bahan bakar. Pasalnya, saat turbo tersebut bekerja akan mengakibatkan kompresi pada ruang bakar menjadi jauh meningkat.
“Mobil ber-turbo itu saat dia melaju akan langsung overboost, nah itu pasti kompresi akan langsung naik tinggi. Karena kompresi yang sangat tinggi tersebut, makanya dia membutuhkan bahan bakar dengan oktan yang tinggi juga,” ujar Hatar.
Lanjut Hatar menjelaskan, bila penggunaan oktan bahan bakar tersebut tidak sesuai, maka akan menimbulkan knocking pada mesin. Bila terus didiamkan, bukan tidak mungkin komponen mesin akan menjadi meleleh.
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan
Kerusakan-kerusakan tersebut, umumnya memang tidak akan dirasakan dalam waktu dekat, tetapi baru akan dirasakan pada 3-5 tahun setelah pemakaian.
ADVERTISEMENT
“Kadang orang kan suka bilang, ah saya tidak masalah pakai bahan bakar oktan rendah. Mungkin iya karena mobil masih baru dan usia pemakaian belum lama, tapi nanti setelah terakumulasi di usia 3 tahun atau 5 tahun baru berasa,” jelas Hatar.
Oleh karena itu menurut Hatar, penggunaan oktan bahan bakar sebaiknya harus mengikuti sesuai dengan anjuran. Selain dapat membuat mesin lebih awet juga akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi jauh lebih efisien.
Saringan udara mobil Foto: Alfons Yoshio Hartanto/ kumparanOTO
Hal terakhir menurut Hatar yang harus diperhatikan pada mesin ber-turbo, yaitu masalah kebersihan filter udara.
“Filter udara itu juga harus diperhatikan ya, tidak harus pakai yang replacement atau open air filter ya. Standar juga bagus tapi yang penting harus selalu rutin perawatan,” ujar Hatar.
ADVERTISEMENT
Bila terus didiamkan dalam kondisi yang kotor dan mengakibatkan mampet pada filter udara, dikhawatirkan akan berdampak pada kurangnya pasokan udara untuk turbocharger.
“Turbo itu saat dia boost kan butuh asupan udara juga yang sesuai, nah kalau mampet jadi kan terhambat pasokan udaranya,” beber Hatar.
Saringan udara mobil Foto: Alfons Yoshio Hartanto/ kumparanOTO
Terakhir Hatar juga mengingatkan, jangan samakan peruntukkan turbo pada mobil SUV atau MPV dengan mobil sedan sport. Turbo yang tersemat pada mobil berjenis SUV atau MPV biasanya ditunjukkan untuk mengejar efisiensi, berbeda dengan sedan sport yang memang ditunjukkan untuk menghasilkan performa yang maksimal.
Oleh karena itu, gaya mengemudi pada mobil SUV atau MPV bermesin turbo juga jangan disamakan dengan mengemudi sedan sport.