Syarat Suzuki Jimny Jadi Produksi di Indonesia

21 Juli 2019 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suzuki Jimny di GIIAS 2019 Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suzuki Jimny di GIIAS 2019 Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Atensi Suzuki Jimny di Tanah Air begitu besar. Sampai-sampai pecintanya mendorong pabrikan untuk segera melokalkan SUV legendaris tersebut di salah satu fasilitas produksi Suzuki di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bukannya tanpa sebab, tak cuma di Indonesia, di berbagai negara permintaan mobil ini cukup tinggi, sehingga prinsipal terpaksa membatasi kuota pengirimannya ke negara yang menjualnya.
Suzuki Jimny di GIIAS 2019 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Sementara untuk Indonesia sendiri mendapat jatah 40 sampai 50 unit tiap bulannya. Bahkan antrian panjang mobil ini sudah mengular sampai Mei 2020. Makanya bila diproduksi dalam negeri, ada potensi ekspor juga bisa memenuhi permintaan domestik.
Produksi di dalam negeri bukanlah hal rumit, seperti yang pernah diungkapkan komisioner Suzuki Indomobil Motor, Soebronto Laras. Apalagi jantung mekanis Jimny serupa dengan Ertiga baru dengan kode K15B.
Suzuki Jimny di GIIAS 2019 Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Hanya saja bukan perkara mudah untuk bisa cepat memproduksinya. Jelasnya, pabrikan harus mempertimbangkan berbagai aspek dan menyesuaikan para industri komponen.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya apapun yang bisa kami produksi akan kami upayakan. Kalau buat cuma 500 unit atau 1.000 unit ini rasanya tidak ekonomis, ya kalau bicara 1.000 mungkin masih bisa sanggup, artinya 12 ribu per tahun," kata Soebronto usai peluncuran Jimny di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7).
Jelasnya, saat ini Suzuki punya pabrik yang bisa dimanfaatkan untuk memproduksinya. Apalagi dengan kemampuan produksi hampir 300 ribu unit, satu pabrik di Tambun dengan kapasitas 120 ribu unit, dan lainnya ada di Cikarang yang bisa memproduksi 140 ribu unit per tahun.
Suzuki Jimny di GIIAS 2019 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Tapi kata Soebronto, model berpenggerak 4x2 paling cocok untuk dirakit di dalam negeri. Terlebih banderolnya bisa lebih rendah dibandingkan versi berpenggerak semua roda.
ADVERTISEMENT
Untuk opsi ini, diakuinya pabrikan telah membicarakannya dengan prinsipal. Hanya saja dilakukan kalau volume produksinya sesuai.
"Problematikanya enggak semua bisa kami bikin, tergantung komponen pendukungnya yang jadi masalah prinsipal, itu kalau mesti bikin mobil kan komponennya banyak kira-kira ribuan, nah itu tidak semuanya bisa seimbang, kurang 20 komponen saja tidak jalan (produksinya)," pungkas Soebronto.
Suzuki Jimny di GIIAS 2019 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Pada kesempatan berbeda, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra mengatakan Jimny harus jadi volume maker dulu supaya prinsipal lekas menyetujui produksi di Indonesia.
"Indonesia itu kan pilar ketiga. Pertama Jepang, India, dan dan ketiga Indonesia. Optimis lah (produksi Jimny)," kata Donny.