Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Seperti mobil, belajar motor kopling atau biasa disebut ‘motor laki’, bisa membuat kagok pemula. Utamanya karena belum terbiasa mengatur porsi bukaan kopling, dan puntiran gas.
ADVERTISEMENT
Menurut praktisi keselamatan berkendara, Andry Berlianto, hal itu bisa diminimalisir dengan berlatih secara rutin. Latihan dasarnya pun serupa ketika pertama kali mengemudikan mobil manual, lewat menyelaraskan kopling dan gas agar mesin tidak mati.
Selain itu, Andry juga memberikan saran tambahan, pemula sebelumnya juga harus menguasai berat dan dimensi keseluruhan motor.
“Yang perlu diperhatikan adalah bobot motor praktik, apakah bisa dikendalikan atau tidak. Sebagai awalan, apakah bisa atau tidak menaik-turunkan standar tengah tanpa ada kesulitan. atau mendorong motor dengan kaki saat mesin mati,” jelas Andry saat dihubungi kumparan, Senin (3/2).
Bila dirasa sudah cukup bisa mengendalikan keseimbangan motor, baru lanjut ke teknik penguasaan kopling. Tapi perlu diingat, lakukan di tempat tertutup. Maksudnya bisa di lapangan atau ruas jalan yang tidak dilalui banyak pengguna.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, kenakan pakaian dengan pelindung. Ini berjaga-jaga biar sewaktu-waktu jatuh dari motor, anggota tubuh masih terlindungi dengan baik. Bila tidak ada, minimal gunakan helm full face, celana panjang, sepatu dan sarung tangan.
Kemudian praktekkan menginjak dan mencongkel tangkai persneling, supaya terbiasa dengan mekanismenya. Maklum, tahapan pindah gigi motor manual berkopling berbeda seperti motor bebek pada umumnya.
“Hafalkan urutan N (netral) dan gigi 1, karena 1 itu ke bawah dengan diinjak, tapi gigi 2 dan seterusnya ke atas harus melewati N dulu, maka harus dibiasakan,” imbuh Andry.
Setelahnya berlatih bukaan kopling dan gas. Caranya dengan membuka gas perlahan terlebih dahulu, rasakan hingga mesin sedikit mengaung, baru lepas tuas kopling juga secara perlahan. Saat motor mulai berjalan, tahan kopling sambil melepasnya lebih pelan agar momentum akselerasi bisa dijaga.
ADVERTISEMENT
Pada tahapan ini biasanya pemula akan kagok, karena ketika roda mulai bergerak, kopling dilepas secara cepat sehingga membuat motor melompat dan susah dikendalikan. Pun saat menaikkan gigi, mereka kembali bingung karena harus berganti gigi dan melepas kopling lagi agar tidak kehilangan momentum percepatan motor.
Hanya saja hal tersebut bisa sedikit diatasi dengan melirik jarum takometer yang menunjukkan putaran mesin (bila tersedia). Maka pemula tidak perlu mengira-ngira sudah tinggi atau belum, jadi ketika sudah lewat 2.000 rpm, baru bisa lakukan perpindahan gigi.
“Perhatikan juga ritme putaran mesin dan ganti gigi saat mesin motor sudah mengaung keras.”