Temui Banyak Kendala, Daimler Belum Jual Bus Listrik Mercy di Indonesia

4 Februari 2025 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus listrik milik Mercedes-Benz, eCitaro Foto: dok. Mercedes-Benz Bus
zoom-in-whitePerbesar
Bus listrik milik Mercedes-Benz, eCitaro Foto: dok. Mercedes-Benz Bus
ADVERTISEMENT
PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI) selaku distributor tunggal, dan perakitan bus dan truk Mercedes-Benz di Indonesia hingga sekarang belum menjual platform bus listrik untuk pasar Tanah Air. Padahal ada perusahaan asal China yang sudah meniagakannya.
ADVERTISEMENT
Wacana menghadirkan bus listrik dengan logo 'silver star' sudah terdengar sejak 2021. Presiden Direktur DCVI, Naeem Hassim mengungkap ada beberapa hal yang masih jadi kendala masuknya bus setrum ke Indonesia.
“Ada banyak yang bertanya mengapa kami terlambat dengan kendaraan elektrik di Indonesia. Masalahnya kami adalah entitas legal 100 persen dari Daimler AG dan di bawah Daimler AG, kami melihat Indonesia sebagai sebuah negara yang kami klasifikasi sebagai di bawah MFN (Most Favoured Nation),” kata Naem di sela-sela acara DCVI TechMaster 2025 di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2024).
Adapun MFN dari laman resmi Kementerian Perdagangan, berupa tarif bea masuk yang dikenakan atas barang impor yang masuk ke suatu negara dari negara lainnya, kecuali negara yang memiliki perjanjian khusus mengenai tarif bea masuk dengan negara tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bila dibanding dengan merek asal China, itu karena memang ada perjanjian ACAFTA (ASEAN China Free Trade Agreement) yang telah ditandatangani antara China dan pemerintahan Indonesia. Tapi kami semua tahu selama bertahun-tahun perjanjian itu belum dilakukan oleh negara Eropa,” lanjutnya.
Tapi, saat ini Daimler kata Naeem sudah melakukan pembicaraan tentang kendala yang dihadapinya itu kepada pemerintahan baru. Besar harapannya agar diberi kemudahan untuk bisa membawa platform bus listrik.
“Lewat pemerintahan baru, bagaimana kami melewati topik regulasi yang tidak mudah bagi kami sebagai negara Eropa. Kami sedang coba lakukan, tapi saya masih membutuhkan waktu karena tidak mudah untuk memasukkan produk kendaraan listrik ke Indonesia,” tukasnya.
Pengunjung melihat bus listrik Transjakarta berjejer di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (10/12/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain permasalahan tersebut, perusahan juga masih mengkhawatirkan terkait infrastruktur untuk kendaraan listrik besar seperti bus dan truk, dalam hal ini fasilitas pengisian daya yang butuh ruang besar, serta kapasitas arus listrik yang juga besar. Singkatnya, tidak bisa disamakan dengan mobil listrik.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir salah satu hal yang dibicarakan oleh pemerintahan adalah bagaimana kami mengatasi ekosistem untuk truk listrik. Sebagai contoh mobil tidak masalah siapa saja bisa membeli mobil elektrik hari ini mereka tahu caranya tapi ekosistem untuk truk listrik berbeda,” katanya.
Dirinya memastikan ketika telah menemui solusi dari problematika tadi, maka bus listrik Mercy akan segera mengaspal di Indonesia. Hanya saja belum dapat dipastikan waktu spesifiknya.
“Jadi kalau kalian lihat Transjakarta, mereka sudah siap dengan ekosistem karena mereka berfungsi dalam area tertentu. Tapi jika Transjakarta bilang besok saya akan melakukan perniagaan saya di Medan apakah mereka akan bisa menggunakan bus elektrik? Itulah mengapa saya harus menyiapkan ekosistem itu benar-benar siap,” katanya.
Bus listrik milik Mercedes-Benz, eCitaro Foto: dok. Mercedes-Benz Bus