Toyota Minta Pemerintah Tiru Thailand Soal Kebijakan Mobil Elektrifikasi

8 Agustus 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bangkok Motor Show. Foto: dok. Carsifu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bangkok Motor Show. Foto: dok. Carsifu
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam meminta pemerintah bisa mengikuti langkah Thailand terkait kebijakan mobil elektrifikasi untuk mendorong investasi yang berorientasi pengurangan emisi karbon.
ADVERTISEMENT
"Sebagai perbandingan, model hybrid juga baru-baru ini mendapat tambahan insentif di Thailand. Walau pun penjualan jauh lebih baik dari kita, begitu juga di China mereka memberikan stimulus," ujar Bob dihubungi kumparan, Rabu (7/8/2024).
Menurutnya, industri otomotif Indonesia tengah memasuki babak baru yakni sudah mampu membuat produk dengan teknologi tinggi seperti elektrifikasi meliputi HEV dan BEV. Kendaraan elektrifikasi buatan dalam negeri pun beberapa di antaranya sudah diekspor.
"Ini perlu kita berikan agar ekosistem elektrifikasi berkembang di Indonesia. Terutama e-parts seperti motor, PCU, transexcel, dan battery yang saat ini masih minim investasi di Indonesia," imbuhnya.
Ragam mobil elektrifikasi yang ada di jalanan Thailand. Foto: Sena Pratama/kumparan
"Supaya kita bisa eksis di Asia Tenggara. Nah, kalau di Thailand sudah duluan, mereka berikan baik untuk BEV dan HEV sehingga elektrifikasi di sana lebih cepat dan investasi juga lebih deras hadir," jelas Bob.
ADVERTISEMENT
Bob turut menanggapi pernyataan Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto yang menyebutkan tak akan menambah kebijakan baru di sektor otomotif tahun ini. Ia berharap pemerintah bisa terus konsisten mendukung investasi yang mengarah pemangkasan karbon.
"Kalau kita telat beradaptasi tentunya kita akan kehilangan kesempatan baik untuk membangun industri yang tidak saja padat karya, tapi juga ekspor dan berteknologi tinggi," pungkasnya.

Pemerintah Thailand beri tambahan stimulus insentif untuk industri mobil hybrid

Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin di Bangkok, Selasa (22/8/2023). Foto: Manan Vatsyayana/AFP
Pemerintah Thailand melalui dewan investasi mereka BOI, baru-baru ini mengumumkan pemberian insentif kepada setiap merek kendaraan yang memiliki fasilitas produksi di negaranya untuk merakit produk hybrid.
Dilansir Yahoo Finance, langkah tersebut diambil setelah melihat respons permintaan mobil hybrid secara global yang kian meningkat, yang mana pada saat yang sama penyerapan mobil listrik di dunia lebih lambat dari prediksi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan setempat, pabrikan yang membuat produk hybrid di Thailand akan menikmati tarif cukai tetap yakni antara 6-9 persen antara tahun 2028 hingga 2032. Ini dengan syarat tingkat emisi CO2 yang dihasilkan dan investasi dengan nilai minimal USD 85 juta.
Adanya kebijakan insentif baru ini, membuat rencana pemerintah Thailand sebelumnya untuk menaikkan pajak kendaraan sebesar 2 persen setiap dua tahun dibatalkan.
Selain mobil hybrid, Negeri Gajah Putih juga telah menggenjot produksi mobil listrik dalam negeri dengan memberikan insentif. Beberapa produsen mobil asal China satu per satu membuka fasilitas produksinya di Thailand dan akan terus bertambah hingga dua tahun ke depan.
Subsidi sebesar USD 2.820 atau senilai Rp 45 jutaan kini tengah berlaku untuk setiap pembelian mobil listrik baru di Thailand. Kebijakan itu termasuk dalam program EV3.5 yang dibuat bertujuan menjadikan Thailand sebagai basis produksi BEV global.
ADVERTISEMENT
***