Toyota Raize Tak Cocok dengan Pasar Indonesia?

25 November 2019 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan depan Toyota Raize Foto: dok. Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan depan Toyota Raize Foto: dok. Toyota
ADVERTISEMENT
Produk SUV kolaborasi Toyota-Daihatsu, Raize dan Rocky, sukses menyedot perhatian saat diperkenalkan di Jepang beberapa waktu lalu. Tentu, dua model itu pun cukup dinanti kehadirannya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, PT Toyota-Astra Motor (TAM) rupanya belum mau memastikan terlalu dini, apakah Raize akan masuk pasar Indonesia.
Menurut General Executive Manager, PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, masih perlu mendiskusikan hal tersebut dengan pihak PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Paket modifikasi Sporty Foto: dok. Autoindustriya
“Prosesnya masih butuh waktu, kami juga butuh bicara dulu dengan ADM. Karena tidak serta merta, semua produk Daihatsu bisa kami jual,” jelas Soerjo saat ditemui di media test drive Toyota Supra, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu saja, Soerjo juga menambahkan bahwa pihaknya ingin mempelajari terlebih dahulu terkait market yang ada. Menurutnya, pihaknya perlu memastikan, apakah minat pasar terhadap mobil tersebut, cukup tinggi atau tidak.
Sebab, kapasitas Raize yang hanya mampu menampung 5 penumpang, dinilai Soerjo kurang cocok untuk pasar Indonesia. Menurutnya, masyarakat Indonesia cenderung lebih membutuhkan mobil SUV atau MPV yang berkapasitas 7 penumpang.
Tampilan belakang Toyota Raize Foto: dok. Toyota
“Jadi kami melihat (pasar) Indonesia itu karakteristik di 7 seater-nya kuat. Karena kadang butuh kapasitas besar, buat pulang mudik, buat bepergian sekeluarga, bawa barang banyak, nah itu Indonesia banget. Sementara Raize dengan SUV 5 seater-nya itu Eropa banget,” tambah Soerjo.
ADVERTISEMENT
Menurut Soerjo, pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk meluncurkan sebuah produk. Kondisi pasar yang belum stabil, tidak dipungkiri membuat pihaknya harus lebih berhati-hati dalam meluncurkan produk baru. Meski begitu, dirinya juga tidak menampik, bahwa segala kemungkinan tetaplah ada.