Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Toyota Sumbang 12 Mobil Hybrid ke Kemenperin
4 Juli 2018 12:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Percepatan pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air terus digenjot. Dasarnya adalah menyasar komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi rumah kaca (CO2) sebesar 29 persen pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
“Pemerintah saat ini terus berupaya mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle),” jelas Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, pada sambutannya dalam acara Kick off Electrified Vehicle Comprehensive Study di Jakarta, Rabu (4/7).
Sejumlah agen pemegang merek (APM) kendaraan roda empat mendorong pemerintah dengan menghibahkan beberapa unit kendaraan listrik beserta komponen pendukung guna riset dan studi kendaraan listrik.
Setelah Mitsubishi, pabrikan Jepang lain yang akhirnya mendukung percepatan pengembangan kendaraan listrik adalah Toyota . Mereka menghibahkan 18 unit kendaraan yang terdiri dari 6 unit Prius hybrid, 6 unit Prius plug in hybrid electric vehicle (PHEV), dan 6 unit Corolla kepada pemerintah untuk selanjutnya diberikan kepada 6 PTN guna riset serta studi mendalam kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Enam PTN tersebut antara lain Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Udayana (UNUD), yang selanjutnya akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik sehinga target 20 persen produksi kendaraan emisi karbon rendah pada tahun 2025 tercapai.
“Kami memberikan dukungan berupa penyedian 6 unit Prius hybrid, 6 unit Prius PHEV, dan 6 unit Corolla ICE (Internal Combustion Engine), data logger, charger dan asisitensi lainnya, kami yakin bahwa untuk memajukan industri otomotif nasional dibutuhkan sinergi antara pemrintah dan akademisi dalam setiap aspek,” ujar Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut studi yang dilakukan keenam perguruan tinggi tersebut dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama peneliti dari UI, ITB, UGM akan menguji aspek teknikal seperti jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan pelanggan saat digunakan sehari-hari selama periode tiga bulan ke depan.
Adapun, hasil uji premenilary tahap pertama dapat disampaikan dalam gelaran GIIAS awal Agustus 2018 nanti.
Tahap berikutnya peneliti dari UNS, ITS, dan UNUD akan melakukan rangkaian studi yang sama agar data yang diperoleh lebih beragam dan komprehensif serta dapat dijadikan referensi bagi Kemenperin.