Toyota Tertarik 'Comot' Teknologi PHEV BYD

13 Mei 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Toyota. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Logo Toyota. Foto: Kazuhiro Nogi / AFP
ADVERTISEMENT
Raksasa otomotif Jepang, Toyota dikabarkan punya rencana untuk mengadopsi teknologi elektrifikasi Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV milik BYD, perusahaan teknologi terkemuka asal China yang juga memproduksi mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Dilansir Car News China, strategi dari Toyota ini guna mendapatkan manfaat insentif mobil ramah lingkungan yang meliputi BEV (mobil listrik murni) dan PHEV di China. Sementara, teknologi hibrida sebatas Hybrid Electric Vehicle (HEV) yang mirip Toyota Hybrid System (THS) tidak bisa mendapatkannya.
Selain mobil listrik, BYD memang terkenal dengan lini produk PHEV di Negeri Tirai Bambu dan beberapa negara lainnya. Mereka menamainya sebagai DualMode atau DM yang secara harfiah berarti adanya dua sumber tenaga dari mesin bensin dan motor listrik penggerak.
Sumber internal Toyota di China menyebutkan, teknologi PHEV milik BYD itu rencananya akan disematkan untuk tiga model baru Toyota di pasar China dalam waktu mendatang. Sejatinya, Toyota sudah memasarkan produk PHEV lewat Corolla, Levin, dan RAV4.
BYD Chazor (PHEV) hybrid. Foto: dok. BYD
Namun, ketiganya yang dibenamkan teknologi PHEV Toyota dengan nama E+ itu ternyata tidak cukup sukses. Hingga kini, sumber menyebut baik Toyota dan BYD belum mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut.
ADVERTISEMENT
“Namun yang pasti jika teknologi DM-i BYD diadopsi, Toyota pasti akan melakukan pemolesan dan penyetelan baru, dan pengalaman berkendara pada model yang diproduksi akan tetap berbeda,” ujar sumber internal Toyota yang tak disebutkan identitasnya ini.
Sebagai pengingat, BYD adalah perusahaan pertama di dunia yang memperkenalkan jenis teknologi hibrida PHEV sejak tahun 2008. Kini, mereka memiliki dua jenis teknologi DM yakni DM-i (intelligent) yang berfokus pada efisiensi tinggi dan DM-p yang disematkan pada mobil-mobil BYD penggerak semua roda (AWD) atau kebutuhan offroad.
Terwujudnya kolaborasi ini sebenarnya bukan hal mustahil, sebab kedua pabrikan ini bisa dikatakan memiliki hubungan yang cukup dekat. Tahun 2021, keduanya membuat perusahaan patungan dengan nama BYD Toyota Electric Vehicle Technology yang sahamnya terbagi 50:50.
Calon mobil baru double cabin berteknologi hybrid PHEV dari BYD. Foto: dok. BYD
Kolaborasi itu membuahkan hasil berupa mobil listrik pertama Toyota untuk pasar China yakni bZ3 pada tahun 2023 lalu. Sebuah sedan yang didesain oleh Toyota, namun teknologi baterai, motor listrik penggerak, hingga beberapa sistem perangkat lunaknya dipasok oleh BYD.
ADVERTISEMENT
“Di bawah tekanan perang harga kendaraan listrik Tiongkok, biaya merupakan kondisi penting yang harus dipertimbangkan Toyota. Faktor inti mengapa Toyota lebih memilih menggunakan teknologi DM-i BYD adalah biayanya yang rendah dan fakta bahwa teknologi tersebut relatif matang,” ujar sumber itu lagi.
Bulan lalu di Beijing Auto Show, Chief Technology Officer (CTO) Toyota, Hiroki Nakajima menyatakan bahwa perusahaan akan mulai memproduksi lebih banyak kendaraan PHEV.
“Sejak diperkenalkannya Prius pada tahun 1997, Toyota telah melihat HEV sebagai solusi praktis, dan dengan kemajuan teknologi baterai yang berkelanjutan, serta perkembangan baterai dan perubahan situasi energi, BEV pun bermunculan. Secara pribadi, menurut saya huruf P di PHEV bukanlah sebuah plug-in tetapi praktis (practical). Dengan kata lain, BEV ('mobil listrik') yang praktis,” kata Nakajima.
ADVERTISEMENT
Toyota akan menggunakan PHEV sebagai titik awal yang kuat untuk bersaing di pasar kendaraan energi baru China. Jawaban lebih lanjut mungkin belum terungkap hingga akhir bulan ini ketika Toyota mengadakan konferensi teknologi elektrifikasi di Jepang.
***