Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Mengganti pelek dengan diameter yang lebih lebar buat kebutuhan modifikasi, sebenarnya sah-sah saja. Namun, seperti diungkapkan Voluntary Activist in Tire Safety Andri Heriyadi, alangkah baiknya bila ubahan mentok di angka 2 inci, dari ukuran standar.
ADVERTISEMENT
“Misalnya untuk ukuran pelek standar itu di angka 14 inci, ya maksimal naik hanya 16 inci,” tutur Andri kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Andri mengingatkan, bila nekat melakukan modifikasi ekstrim atau melebihi batas wajar, bisa menimbulkan dampak buruk pada kendaraan, termasuk soal kenyamanan berkendara. Sebagai pengingat, simak 7 efek negatif yang diakibatkan dari sembarangan mengganti ukuran pelek mobil.
Dengan mengganti pelek berdiameter lebar, maka otomatis akan mengorbankan ketebalan ban itu sendiri. Tentu saja saat dikendarai mobil menjadi tidak nyaman, karena ban terasa keras.
“Pelebaran pelek otomatis membuat ban jadi lebih tipis. Biasanya akan terasa semakin kerasnya saat melalui speed bump,” ucap Andi.
Efek lainnya ban menjadi rentan robek. Apalagi bila dinding karet ban yang menipis, menghantam pinggiran lubang di jalan. Selain itu, fungsi peredaman ban menjadi tak maksimal. Sehingga ketika menghantam lubang, benturan bisa sampai ke pelek dan membuatnya peyang.
ADVERTISEMENT
Ketika ukuran pelek ban dibuat lebih lebar, tidak jarang pemilik mobil akan melakukan negative camber . Hasilnya, bagian atas ban otomatis akan masuk ke dalam fender dan membuat posisi ban menjadi miring. Sehingga permukaan ban tak menapak sepenuhnya pada aspal.
“Ini akan menyebabkan ban aus sebelah. Otomatis ban jadi tidak napak sempurna dan miring, makanya keausan bannya menjadi tidak rata,” terang Andri.
Selanjutnya menurut Andri, kasus seperti ini bisa menyebabkan tacometer dan odometer mobil tersebut, menjadi tidak akurat lagi. Ini biasanya terjadi karena imbas dari bobot yang bertambah dari penggantian pelek.
“Namun, kasus seperti ini tidak terjadi pada semua mobil ya,” ujar Andri.
ADVERTISEMENT
Bertambahnya diameter pelek , umumnya juga diikuti dengan bertambah lebarnya tapak ban. Kondisi tersebut membuat tapak ban mentok dengan fender, terutama ketiga hendak berbelok dengan kecepatan agak tinggi, melalui polisi tidur atau jalan bergelombang.
Penggantian pelek dengan ukuran jauh lebih besar dari standar, tentu menambah bobot kendaraan. Sehingga kinerja mesin menjadi sedikit lebih berat, dan imbasnya konsumsi bahan bakar juga menjadi berlebih, alias boros.
Nah terakhir, efek negatifnya juga bisa membuat kaki-kaki mobil lebih cepat rusak, seperti pada komponen-komponen tie rod dan ball joint.
“Terakhir, perhatikan juga offset pelek nya. Karena kadang suka kurang pas, dan diakali menggunakan spacer. Nah, tapi setelah menggunakan spacer, konsekuensinya mur roda jadi berkurang ulir-nya. Itu juga harus diperhatikan, jangan sampai membuat mur roda menjadi terlepas,” tutup Andri.
ADVERTISEMENT