Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Populasi motor sport 2-tak klasik Yamaha TZM 150 bisa dibilang tak banyak di Indonesia. Banderolnya yang saat itu tinggi dan hanya bertahan 3 tahun di pasar Indonesia membuat jumlah yang beredar tak sampai 400 unit.
ADVERTISEMENT
PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) sebagai agen pemegang merek Yamaha di Indonesia saat itu membawa utuh motor ini alias CBU dari Malaysia sekitar tahun 1996 sampai 1998. Namun sayang, karena krisis moneter penjualannya terpaksa harus dihentikan.
Meski sudah tidak produksi, bukan berarti Yamaha TZM 150 benar-benar menghilang. Justru harga jual motor ini terkatrol tinggi karena memang jadi buruan para kolektor.
Aan jadi salah satu yang beruntung memiliki Yamaha TZM 150 lansiran 1998. Dirinya yang pernah gonta ganti motor sport 2-tak menyebut Yamaha TZM punya karakter dan kharisma yang berbeda dengan motor lainnya.
"Dapat unit tangan kedua 6 tahun lalu. Ya, lebih ke barangnya yang langka saja sih, kalau Honda NSR 150 kan masih banyak. Terus karena pernah pakai dua-duanya TZM ini sangat stabil di kecepatan tinggi, NSR menurut saya terlalu enteng gampang goyang," kata Aan saat dihubungi kumparan belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Saat debut pertamanya di Indonesia motor ini diproyeksikan untuk menghalang laju dari Honda NSR 150, Kawasaki Ninja 150, dan Suzuki RGR 150 yang memang bermain di segmen motor sport.
"Dulu saat pertama kali keluar setahu saya dia paling mahal dibanding kompetitornya. Ini saya lihat di faktur pembelian Rp 18 juta kemungkinan on the road-nya Rp 25 sampai 30 juta ya. Tahun segitu kan udah mahal banget," jelasnya.
Yamaha TZM diklaim membawa teknologi paling terdepan dibanding lawan-lawannya saat itu. Sebut saja teknologi YPVS (Yamaha Power Valve System), pendingin cairan radiator sampai sasis twin spar atau deltabox yang dibuat khusus untuk mengincar kestabilan saat dihentak di kecepatan tinggi.
YPVS sendiri adalah teknologi yang juga dibenamkan pada motor balap Yamaha di akhir musim 1977. Secara singkat YPVS punya fungsi mengatur buka tutup katup di lubang buang secara elektrik, alhasil sisa gas buang bisa diolah kembali dan menghasilkan tenaga bagi mesin. Artinya, selain menekan angka emisi juga untuk meningkatkan power serta torsi dari motor.
ADVERTISEMENT
"Ini hampir sama kaya di NSR cuma YPVS ini lebih banyak dampak positif ke motor. Jadi saat exhaust naik transfernya juga terbuka dua kali di RPM berbeda. Iya, saat RPM tanggung terbuka setengah dan di RPM tinggi terbuka semua," paparnya.
Alhasil untuk putaran mesin tengah hingga atas tenaga maupun torsi seperti tersedia selalu. Nah, YPVS jadi salah satu alasan Aan meminang motor ini.
Urusan dapur pacu, Yamaha TZM mengemas mesin 150 cc, 2-Tak, pendingin cairan, dan berpengabut bahan bakar karburator. Di atas kertas motor ini mampu memuntahkan tenaga maksimal 35,3 daya kuda (dk) pada 10.500 rpm dan torsi puncak berkisar 25 Nm pada 9.500 rpm.
Menyoal perawatan Aan mengaku tak terlalu sulit Hanya saja masalah yang sering dialami adalah ketersediaan spare part. Ia pun memanfaatkan forum jual beli atau ikut bergabung dengan komunitas.
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali meminang motor ini dibeli dengan harga Rp 19 juta, saat itu pun kondisinya tak semulus sekarang utamanya pada komponen CDI yang harus diganti.
"Kenapa saya ambil? karena ini motor keadaannya full orisinal dan jarang dipakai. Kemarin orang Bogor ada yang tawar Rp 40 juta belum saya jual. Mungkin kalau di atas 50 saya pertimbangin tapi sebenarnya masih sayang dan bukan soal harganya juga sih," jelasnya.
Berdasarkan penuturan Aan, harga pasaran Yamaha TZM 150 stabil di Rp 50 jutaan. Sementara untuk harga tertinggi pernah dibanderol Rp 65 juta untuk kondisi unit yang benar-benar mulus dan orisinil.
Nah, tampilannya yang sporty dan performanya yang gahar, rasanya Yamaha TZM 150 cocok untuk Anda jadikan koleksi. Bagaimana, Anda tertarik?
ADVERTISEMENT
Live Update